Apa Alasan Kita Bekerja? ~ Apa alasan kita bekerja? Kebanyakan orang pasti akan mengatakan, “saya bekerja untuk mencari uang”, atau “saya mencari uang untuk makan”. Itulah beberapa penggalan perkataan yang banyak dikatakan ketika mereka ditanya soal alasan bekerja.
Bekerja sesungguhnya tidak hanya sebatas mencari uang, mencari makan, untuk dapat hidup dan lain-lain, tetapi sesungguhnya bekerja itu lebih dari sekedar tiga hal tersebut. Ada seorang kakek yang tengah pensiun bekerja tetapi masih saja membuka sebuah usaha kecil-kecilan. Bukan karena ia termasuk orang yang tidak mampu, justru ia akan merasa kehilangan rutinitas dalam hidupnya bila tidak bekerja. Kakek itu bisa saja merasa bosan diam sendiri di rumah tidak ada pekerjaan atau rutinitas dalam kehidupannya.
Alasan kita bekerja pun mungkin tidak jauh dari itu tetapi apakah uang adalah satu-satunya alasan mengapa orang bekerja? Menurut Dave Ulrich, ‘The Number 1 Management/HR Guru’ versi majalah BusinessWeek dan Wendy Ulrich dalam buku The Why of Work, jawabannya adalah tidak. Selain uang, alasan lainnya adalah pencarian makna.
Karyawan tidak lagi bekerja untuk sekedar membuat asap dapur tetap mengebul. Dalam mencari tempat bekerja, mereka kini juga mementingkan faktor-faktor non uang, seperti kesesuaian pekerjaan dengan minat, kesempatan untuk bertumbuh dan dampak yang berarti bagi orang lain: rekan, pelanggan, dan masyarakat. Melalui pekerjaan, mereka menginginkan tercapainya tujuan hidup, berkontribusi, menjalin hubungan, membuat sesuatu yang bernilai dan mendapatkan harapan.
Mungkin sebagian dari kakek atau nenek kita juga mengalami hal yang sama. Pernahkah melihat kakek atau nenek kita bersih keras untuk mengantarkan cucu, ikut memasak, menyiram tanaman, bersih-bersih dan lain-lain? Itulah mengapa mereka merasakan ada yang hilang tanpa bekerja atau beraktifitas.
alasan lain
Untuk membekali diri menjalani kehidupan ada beberapa "mutiara" yang seharusnya anda bawa-bawa, dan insya Allah dengan ketujuh mutiara ini anda dapat tetap eksis dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, apapun rintangan dan ujiannya, apa itu ? Sabar sedikit, karena harus ada pengantar sedikit, agar tak langsung ke isi. Ibarat buah harus dikupas dulu kulitnya, walau ada buah yang lasung dimakan kulit-kulitnya. Oya mutiara ini bisa menjadi pedoman hidup yang abadi, mari kita bedah satu demi satu.
Pertama: Allah tidak akan membiarkan umat yang beriman terus menerus dalam keadaan yang mereka alami( Al Imron : 179) Ayat ini mengajarkan hidup yang optimis, apapun yang terjadi, apapun ujiannya. Mengapa? Ya karena Allah akan memberikan jalan keluarnya, betapapun berat tantangan hidup ini. Hidup memang seperti gerak gelombang yang naik turun atau seperti roda pedati yang terus berputar, suka atau tidak suka, suatu saat kita berada di atas, suatu saat kita berada di bawah. Di saat di atas kita bersyukur, saat di bawah kita bersabar, sambil terus berjuang agar kembali di atas, begitu seterusnya.
Kadang memang, terasa pertolongan Allah begitu lama, pedahal terasa himpitan hidup begitu keras menekan, hingga diri kadang-kadang bertanya, kapan pertolongan Allah datang? Apa lagi kalau melihatnya dari sisi suatu bangsa, ini lebih lama lagi, coba saja lihat bagaimana bangsa kita membebaskan diri dari masa penjajahan Belanda dan Jepang, tak kurang dari 350 tahun, baru kita bisa merdeka! Faktanya kita baru merdeka 65 Tahun! Lebih lama di jajahnya dibanding merdekanya.
Begitu juga perjuang bangsa Palestina sekarang ini, sejak tahun1948 Palestina di jajah Israel, sampai saat ini, mereka, rakyat Palestina, banyak yang hidup di pengungsian-pengungsian. Kapan pertolongan Allah datang? Ya terserah Allah, Allah lebih mengetahui apa yang akan Dia kerjakan dan kapan Dia memberi pertolongan pada suatu bangsa atau pada suatu diri ketika mengalami ujian atau cobaan. Tugas setiap pribadi adalah terus menerus berjuang memperbaiki hidupnya dari hari ke hari, itulah sikap optimis dari kandungan ayat di atas. Jangan berputus asa dari rakhmat Allah, apa lagi sampai bunuh diri karena tak kuat menaggung penderitaan hidup! Yakinlah sesudah kesulitan ada kemudahan, sungguh setelah kesulitan ada kemudahan.
0 Response to "kenapa kita hidup"
Post a Comment