Makalah Tasawuf dan Sufistik atau Sufisme Syaikh Abdurrahman Siddi



PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pada dasarnya tasawuf adalah upaya untuk mengembangkan semacam disiplin (riyaddah) spiritual, psikologis, keilmuan dan jasmaniah yang dipercaya mampu mendukung proses penyucian jiwa atau hati.[1] Dalam prakteknya tasawuf sangat menekankan akan suatu sikap hidup zuhud, yakni sikap menahan diri dari keinginan untuk menikmati manisnya keduniawian. Anjuran berzuhud dalam tasawuf dilatar belakangi oleh keyakinan  para sufi bahwa manusia cenderung terlalu menikmati hal-hal keduniaan sehingga akhirnya ia akan terjerumus ke dalam sikap berlebihan dan terlalu mencintai dunia, yang akan  memalingkan dari mengingat Allah. Karenanya dalam kata “tasawuf” atau “sufi’, sering diidentikkan dengan gambaran sosok manusia yang cenderung tak banyak bergaul dan cenderung menyendiri, berpakaian sederhana, serta hidup serba kekurangan dan menghabiskan waktunya untuk melakukan ibadah.[2]
Adapun dalam  perjalanan sejarah perkembangan pemikiran dan praktik tasawuf mengalami pasang surut. lahir dan berkembangnya sebagai suatu disiplin sejak abda ke-2 H. praktek tasawuf dalam setiap periodenya memiliki ciri tersendiri yang menjadi corak kesufiannya, sebagai  akulturasi terhadap kondisi keilmuan masyarakat sekitarnya, karena dalam kenyataannya setiap sufi atau mistikus selalu berusaha mengungkapkan pengalamannya dalam rangka ideology dan pemikiran yang berkembang di tengah masyarakat[3]. Misalnya adalah praktek tasawuf yang berkembang pada abad pertama dan kedua hijriah, pada periode ini tasawuf, meskipun pada masa itu istilah tasawuf belum dikenal, sangat menitik beratkan pada sikap zuhud, tokoh sufi seperti  Hasan al-Bashri (w.110 H). dengan ajarannya mengena khouf (mempertebal ras takut kepada Allah), Malik ibn Dinar (W.131 H), Sufyan ibn ‘Uyainah (w.198 H) dan rabi’ah al-‘Adawiyah termasuk tokoh-tokoh sufi dalam periode ini.
Adapun trem tasawuf dikenal secara luas di kawasan islam sejak penghujung abad dua hijriah, sebagai perkemabngan lanjut dari kesalehan asketis atau para zahid yang mengelompok di serambi masjid Madinah. Dalam perjalanan kehidupan kelompok ini lebih mengkhususkan diri untuk beribadah dan penegmbangan kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan duniawi. Pola hidup kesalehan yang demikian merupakan awal pertumbuahan tasawuf yang kemudian berkembang dengan pesatnya. Fase in dapat disebutkan sebagai fase asketisme dan merupakan fase pertama perkemabangan tasawuf. , yang ditandai dengan munculnya individu-indidu yang lebih mengejar kehidupan akherat sehingga perhatiannya terpusat untuk beribadah dan mengabaikan keasikan duniawi. Fase asketisme ini setdidaknya samapai pada abad dua hijriah dan memasuki abad tiga hijriah sudah terlihta adanya peralihan konkrit dari asketisme Islam ke sufisme. Fase iini dapat disebut sebagai fase kedua, yang ditandai oleh anatara lain peralihan sebutan zahid menjadi sufi. Di sisi lain, pada kurun waktu ini percakpan para zahid sudah sampai pada persoalan apa itu jiwa yang bersih, apa itu moral dan bagaimana metode pembinaannya dan perbincangan tentang masalah teoritis lainnya. Tidak lanjut daari perincangan ini, maka bermunculah berbagai teori tentang jenjang-jenjang yang harus ditempuh oelh seorang sufi (al-maqomat) serta cirri-ciri yang dimiliki oleh seorang sufi pada tingkat terentu (al-hal). Demikian juga pada periode ini sudh mulai berkembang pembahasan tentang al-ma’rifat serta perangkat metodenya samapi pada tingkat fana dan ittihad.[4]
Adapun pengaruh agama Islam asli Indonesai terhadap agama-agama pendatang adalah realitas yang tak dapat dipungkiri. Agama-agama Hindu, Budha, Kristen, bahkan Islam tak mampu melepaskan diri sepenuhnya dari fenomena tersebut. Meneurut Senut Harbangan Sibiaian, setiap orang Indonesia bagaimanapun majunya, tetap terpengaruh oleh agama asli yang sedikit banyaknya melekat pada keyakinan barunya, baik dia seorang pengikut Hindu, Budha, islam, maupun Kristen.[5]
Adapun sisa-sisa upaya menghilangkan dan menghapuskan pengaruh tersebut. Sebab, dari waktu tetap saja ia menyusup ke dalam agama-agama pendatang. Hal ini akan terlihat jelas penyimpangan-penyimpangan dalam memahami dan menerapkan ajaran-ajaran Islam.
Agama Asli Indonesia merupakan konsep-konsep keruhanian dalam masyarakat suku yang secara internal tumbuh, berkembang, dan mencapai kesempurnaannya sendiri tanpa imitasi dan pengaruh eksternal. Demikian menurut ahli agama-agama primitive, frof Racmat Subagya[6]
Masuknya Islam ke Indoneisa demi memperoleh gambaran tentang da’i-da’i pertama mutlak diperlukan sebagai pengantar pembicaraan mengenai kedatangan tasawuf di Indonesia. Melihat kenyataan bahwa Islam datang dengan cara damai tanpa kampanye meliter atau dukungan pemerintah, agaknya penentuan awal kedatangan Islam dianggap kurang begitu signifikan lataran orang-orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama tersebut tidak bertendensi apa pun, selain rasa tanggung jawab menunaikan kewajiban, sehingga nama-nama mereka berlalu begitu saja tertelan sejarah.
Terdapat lebih dari satu pandangan mengenai pelopor pertama dakwah Islam di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa mereka adalah orang-orang India, ada yang mengatakan orang Persia, ada yang mengatakan orang Arab. Masing-masing pandangan memiliki argumentasi yang layak diperiksa dan teliti. Oleh karena permasalahan kita adalah masuknya tasawuf yang terkait dengan para pelopor dakwah Islam yang pertama itu, maka kita perlu memiliki informasi mengenai ini, baik kebangsaan mereka, aliran keagamaan, maupun tarekat, dan metode yang digunakan untuk memperkenalkan Islam kepada para penduduk di wilayah itu.
Secara umum, Islam di Indonesia dapat dibedakan anatara islam yang beroreintasi tradisonal dan Islam yang berorientasi modern. Penganut Islam tradisional dikenal dengan sebutan kaum tuo, sedangkan penganut Islam modern disebut kaum mudo. Kelompok pertama adalah kelompok tradisonalis, sedanngkan kelompok yang kedua adalah kelompok modernis. Islam tradisonal cenderung memelihara dan mempertahanakan tradisi islam yang telah diterima secara turun temurun, sedngkan Islam modern lebih mementingkan pemurnian dan pembaharuan aspek-aspek ajaran Islam sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat modern. Dua oreintasi keagamaan tersebut sering kali tidak hanya berbeda tetapi bahkan bertentangan satu sama lain. Bahkan, tidak jarangterjadi konflik terbuka anatar kedua penganut dua orientasi keagamaan tersebut seperti terjadi dikalimantan[7]
Dalam perkembangan studi-studi islam di Indonesia, terdapat kecenderungan yang kuat bahwa dikotomi Islam tradisional-modern digunakan sebagai alat analisis. Tidak jarang, kajian islam tradisional cenderung dikesampingkan atau, paling tidak, kurang mendapat perhatian yang proposional. Padahal, dalam kenyataan, meskipun tidak ditemui data statistiknya, jumlah penganut Islam tradisonal di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah penganut Islam Modern. Ironisnya lagi, penelitian tentang Islam tradisional seringkali menggunakan perspektif dan standard ukuran Islam Modern sehinga melahirkan kekeliruan dan kesalahpahaman mengenai Islam tradisonal itu sendiri. Inilah yang disebut Woodward sebagai bentuk pengunaan pendekatan teologis dalam kajian Historis atau sosiologis. Studi Islam tersebut diwanai oleh orientasi teologis peneliti itu sendiri.
Meskipun beberapa studi tentang Islam tradisonal sudah dilakukan tetapi kebanyakannya masih berpendirian bahwa Islam tradisonal itu merupakan entitas yang monolik, tanpa menunjukkan variasi yang terdapat di dalamnya. Hal ini menunjukkan kekuraangan nuansa analisis sehingga islam tradisional hanya menunjukan kepada saatu pemahaman dan praktik keagamaan yang kontradiksikan sengan Silam modern. Padahal, perbedaan kondisi sosiokultural suatu masyarakat akan melahirkan corak Islam tradisonal tersendiri.
Dari sini perlu kiranya penulis mengkaji pemikiran tasawuf Syaikh Abdurrahman Siddiq serta pengembangan Islam di Bangka. Dapat dilihat begitu besar pengaruh ajaraan tasawuf Syaikh Abdurrahman Siddiq bagi masyarakat kepulauan Bangka. Hal tersebut dapat dilihat dengan berlangsungan kegiatan keagamaan disana. Dan disni dapat kiranya penulis sedikit menguraikan tenntang konsep tasawuf yang beliau terapkan dalam metode dakwahnya.

B.     PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara khusus pokok permasalahan yang menjadi pokok penelitian ini adalah : Bagaimana konsep tauhid sufistik dan tasawuf menurut Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjari dalam kitab Amal Ma’rifah? Sedangkan yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui konsep tauhid sufistik dan tasawuf menurut Syekh Abdurrahman Siddiq al-Banjari dalam kitab Amal Ma’rifah
Kemudian, melanjutkan rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka hasil dari penelitian ini selanjutnya diharapkan diperoleh kejelasan tentang konsep tauhid sufistik dan tasawuf yang dikemukakan oleh Syekh Abdurrahman Siddiq dalam kitab Amal Ma’rifah. Di samping itu pemahaman yang keliru yang selama ini muncul ke permukaan terhadap isi kitab Amal Ma’rifah tersebut dapat ditepis dan menjadi nuansa baru bagi pemahaman yang lebih komprehensif terhadap wacana sufistik dari kitab tersebut.
Berdasarkan pembatas masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah. Pertama, pandangan tasawuf syaikh Abdurrahman Siddiq. Kedua, pengaruh ajaran tasawuf Syaikh Abdurrahman Siddiq di Bangka. 

C.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penulisan karya ini disamping sebagai sebuah tugas akhir untuk menlengkapi persyaratan kelulusan studi Strata Satu (SI), adalah bahwa penulis mencoba memahami pemikiran Syaikh Abdurrahman Siddiq mengenai ajaran tawasuf yang beliau terapan bagi murid-murid yang ada di seluruh penjuru negeri ini, tak terlepas juga dari Negara asing. Sehingga nantinya dapat disusun mengenai  ajaran beliau tentang dunia kesufian agar dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia pemikiran. Dan lebih penting lagi penulis ingin mengangkat ulama daerah yang namanya belum begitu tenar seperti halnya ulama-ulama tasawuf nusantara.

D.    KAJIAN PUSAKA
Pembicaraan mengenai Syaikh Abdurrahman Siddiq tidak terlepas dari perjuangan ulama Banjar, dan peneyebaran islam di kepulauan Bangka Belitung. Perjuangan dan pengabdian beliau untuk agama tak dapat disangkal lagi, benar-benar ia telah memberikan kontribusi yang begitu besar buat bansa ini terkhususnya penyebaran Islam di Bangka. Beberapa karya-karya terjemahan tersebut yang membahas tenatng masalah-masalah spiritual  dan konsep ajarannya.:
1.      Amal ma’rifah. Buku ‘Amal ma’rifah ini sebuah Tasawuf. Didalam buku ini dijelaskan beberapa pendapat ahli ilmu taswuf, diantaranya pengertian ilmu Tasawuf . buku ini dicetak tahun 1332  H.
2.      Asrarus shalah, diselesaikan pada bulan rajab 1320 H. kandungannya membicarakan sembayang. Cetakan yang pertama mathba’haji Muhammad sa’id bin haji arsyad, kampong silong, jalan arab street, kedai surat no, 82 Singapura, akhir zulhijjah 1327 H. cetakan selanjutnya oelh matba’ah al-ahmadiyah, 82 jalan sultan, singapura, 1348 H/1929 M (cetakan ketiga)
3.      Fat-hul ‘alim, diselesaikan pada 10 syaaban 1324 H. kandunganya membicarakan akidah ahlus sunnah wal jamaah secara lengkap. Dicetak oelh matba’ah al-ahmadiah, 82 jalan sultan, Singapura, 28 syaaban 1347 H/8 Januari 1929 M.
4.      Syair Ibarat dan Khabar Qiamat, sebuah buku sastra keagamaan diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiyah Singapura tahun 1344 H.

E.     METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan judul penelitian ini, yakni Pemikiran Tasawuf Syekh Abdurrahman Siddiq (Telaah Atas Kitab Amal Ma’rifah), maka yang menjadi subyek penelitian adalah kitab Amal Ma’rifah itu sendiri, sedangkan objeknya adalah konsep tauhid sufistik dan tasawuf Abdurrahman Siddiq yang terkandung dalam kitab tersebut.
Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah (history) yang dipadukan dengan studi kepustakaan secara mendalam terhadap Kitab Amal Ma’rifah, serta kitab-kitab tasawuf lainnya yang ada kaitannya dengan obyek penelitian.
Metode pembahasan yang digunakan dalam makalah ini, adalah metode deskriptif-analisis
Adapun teknik penulisan, penulis berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(makalah, tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA



F.     SISTEMATIKA PENULISAN
Sistemtika penulisan dibuat dengan urutan outline :
Bab pertama : Pendahuluan, dimaksud  untuk memperjelaskan latar belakang maslah yang menjadi inti pokok bahasan dalam makalah ini, arah pembahasan dan tujuan yang hendak dicapai, pemfokusan pada segi-segi tertentu dalam pembahasan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab Kedua : biografi syaikh Abdurrahman Siddiq menjelaskan tentang Riwayat hidup syekh Abdurrahman siddiq, Perjuangan Syaikh Abdurrahman Siddiq beserta Karya-karya Syaikh beliau
Bab ketiga : tentang ajaran-ajaran Tasawuf syaikh Abdurrahman siddik
Bab keempat : penutup ini melingkupi  kesimpulan yang diambil dari ini pembahasan tersebut dan beserta saran-saran.
















DAFTAR  PUSAKA

Abdullah. Syafe’i. Riwayat hidup dan Perjuangan Ulama syekh H. A. Rahman shiddik-Mufti Indragiri. Jakarta : CV. Serjaya. 1982.
Ali. Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : RajaGrafindo Persada. 2002.
Azra. Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan  Nusantaran Abad XVII dan XVIII. Bandung : Mizan.
Bruinessen. Martin Van. Kitab Kuning : Pesantren dan Tarekat. Tradisi-tradisi Islam  di Indonesia. Bandung. Mizan. 1999
Nizar. Samsul. Sejarah dan Pergolakan Pemikiran Pendidikan Islam : Potret Timur Tengah Era Awal dan Indonesia. Jakarta : Quantum Teaching. 2005
Siddik. Syaikh Abdurrahman. Syaa’ir Ibarah dan Khabar Qiyamat. Singapura : Matba’ah ahmadiyah
-----------------------Fath Al-Alim Fi Tartib Al-Ta’lim. Singapura : Matba’ah ahmadiyah 1929.
----------------------Risalah fi aqai’id al-iman. Singapura : Matba’ah Ahmadiyah 1936
----------------------Risalah Amal Ma’rifat. Singapura : Matba’ah Ahmadiyah 1929
---------------------Asrar al-salah min ‘iddat al-kutub al-mu’tamadah. Singapura : Matba’ah Ahmadiya 1931
--------------------Tazkiyah li Nafsi. Singapura : Matba’ah Ahmadiyah. 1906
Taufik, et. Al. Peranan Syaikh Abdurrahman Siddik dalam Penegmbangan Islam di Pulau Bangka. Sungailait : P3M STAIN Syaikh Abdurrahman Siddik.
Zulkifli, Kontinuitas Islam Tradisional di Bangka. Sungailiat, Siddiq Press. 2007
Chirzin. M. Habib. Agama dan Ilmu dalam Pesantren” dalm Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta : LP3S 1983
Ali, Yunasril. Manusia Citra Ilahi : Pengembangan konsep insane Kamil Ibn ‘Arabi  oelh al-Jili, Jakarta : Paramadina, cet. I, 1997
Abudinata. Ahlak tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000.
Ach. Abubakar. Pengantar sejarah sufi dan Tasawuf. Solo. Ramadhani, cet 9. 1996
Al-taftazani, abu al-Wafa. Sufi dari Zaman ke Zaman. Bandung : Pusaka salman, ct. I. 1980). Judul Asli, Madkhal ila al-Tasawwuf al-islam, cet. IV kairo : Dar al-al-Tsaqafah li al-Nasyr wa al-Tauzi, 1983).Penerjemah : Ahmad Rofi Utsmani.
Bagir, Haidar. Buku Saku Tasawuf. Bandung : ARASY. 2005.
Burhani, najib Ahmad (editor). Manusia Modern mendamba Allah : Renungan Tasawuf Positif, Jakarta : Penerbit IIMan & Penerbit Hikmah, 2002
Hamka, Tasawuf: Perkembangan dan Pemurniannya Hamka, Jakarta : Pusaka Panjimas, 1984
Hidayat, Komarudin. Tragedi Raja Midas : Moralitas Agama dan Krisis Modernisme. Jakarta : paramadina, 1998
Hirtenstein, Stephen. Dari keragaman ke kesatuan Wujud ; Ajaran & kehidupan Spritual syekh al-Akbar Ibn ‘arabi. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2001
Nasuhi, Hamid, dkk. Pedoman Penulisan karya Ilmiah (makalah, tesis dan disertasi) Jakarta: CeQDA. 2007
Nasution , Harun, Teologi Islam : Aliran-aliran, Sjarah Analisa Perbandingan, Jakarta : UI Press. 1986.



















DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………………..i
Dafatar  Isi         ………………………………………………………………………………………………………………………..iv
Pedoman Transliterasi         ………………………………………………………………………………………………………vi
Bab        I.             Pendahuluan
A.      Latar Belakang masalah……………………………………………………………………….
B.      Pematasan dan rumusan masalah……………………………………………………….
C.      Tujuan penelitian…………………………………………………………………………………
D.      Kajian Pusaka……………………………………………………………………………………….
E.       Metodologi Penelitian………………………………………………………………………….
F.       Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………..
Bab    II.                Biografi Syekh Abdurrahman Siddiq
A.      Riwayat hidup syekh Abdurrahman siddiq…………………………
B.      Perjuangan Syaikh Abdurrahman Siddiq………………………..
C.      Karya-karya Syaikh Abdurrahman Siddiq…………………..
Bab III.                  Ajaran-ajaran Tasawuf syaikh Abdurrahman siddik
A.      Gambaran umum tentang tasawuf……………………………………………
1.       Pengertian tasawuf…………………………………………….
2.       Tasawuf dan Perkembangan Dalam Islam……………………..
3.       Perkembangan ajaran tasawuf di Bangka Belitung……………
4.       Aspek Pokok Tasawuf……………………………………………………..

B.      Pokok-poko Ajaran Tasawuf  Syaikh Abdurrahman Siddiq
1.       Tauhid af’al…………………………………………….
2.       Tauhid asma’……………………………………………………
3.       Tauhid al-Sifat……………………………………………………
4.       Tauhid al-zat……………………………………………………..

Bab IV.                  Penutup
A.      Kesimpulan…………………………………………………………………..
B.      Saran …………………………………………………………………………..
Daftar Pusaka………………………………………………………………



[1] Haidar Bagir, Buku Saku Tasawuf, (Bandung : Arasy mizan, 2005) hal.91
[2] Ibid, hl 107
[3] Abu al-Wafa al-Taftazani, Sufi Dari Zaman ke Zaman, (Bandung : Pustaka Salman, cet i.1980).
Judul asli, Madkhal ila al-Tashawwuf al-Islam, cet IV (kairo : Dar Al-Tsaqafah li al-Nasyar wa al-Tauzi, 1983). Penerjemah : ahmad Rofi’ ustman, hal I
[4] Rivay, Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik ke Neo-Sufisme, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999, h 36
[5] Siagian, Dr, Agama-Agama di Indonesia, Semarang : 1987, h. 1-5
[6] Rahamat Subagya, Kepercayaan Kebatinan, Kerohaniaan, dan Agama, Jakarta : YayasanKanisius, 1970.
[7]  Zulkifli, Kontinuitas Islam Tradisional di Bangka, Sungailiat, Shiddiq Press, 2007

0 Response to "Makalah Tasawuf dan Sufistik atau Sufisme Syaikh Abdurrahman Siddi"

Post a Comment