MAKALAH
OLEH
201106034
FAKULTAS SATRA INGGRIS
UNIVERSITS ABDURRAHMAN SALEH SITUBONDO
Januari 2012
KATAPENGANTAR
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi tunangan yang pada awalnya dijadikan
sebagai kegiatan untuk menandai atau mengikat kedua belah pihak laki laki dan
perempuan sekaligus sebagai bentuk kesepakatan antara kedua belah pihak baik
dari keluarga ataupun dari yang akan ditunangkan, maka dari itu penulis
berharap banyak tahu tentang kelangsungan adat pertunanagan yang ada di
Situbondo.
Semuga tulisan ini bisa bermanfaar bagi para
pembaca begitu juga untuk penulisnya.Selain sebagai tugas tulisan ini juga
sebagai ujian bagi penulis untuk
menambah wawasan dan keteguhan dalam
mengarungi samudra pendidikan.
Ucapan terimakasih saya haturkan bagi kedua
orang tua yang do’anya selalu mengiringi langkahku. Untuk seluruh keluargaku
yang tiada henti melantukn motivasi bagiku, kepada dosen Pembina yang tak
pernah lelah menggodok kemampuanku dalam pendidikan, dan para shahabat
sahabatku yang selalu ada dalam keseharianku.
Penysun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTARI ISI
BAB I :
PEN1.DAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2. Pertimbangan
Bibit, Bebet, Bobot,
BAB II: PERTUNANGAN SITUBONDO
2.1. Pinangan
(Melamar)
2.2.
Hal-Hal yang
Perlu Dibicarakan Dalam Peminangan
BABI III: PEMBAHASAN
KELANJUTAN DARI TUNANGAN
3.1.
Lamaran
3.2. Pemasangan Tarub
3.3. Upacara Ijab
3.4. Resepsi pernikhan
3.5. Walimatur ursy
3.6. Mamacan
3.7. Hiburan
BAB IV: PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
4.2.
Saran
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Hubungan cinta
kasih wanita dengan pria, setelah melalui proses dan pertimbangan , biasanya
dimantapkan dalam sebuah tali perkawinan, hubungan dan hidup bersama
secara resmi selaku suami istri dari segi hukum, agama dan adat.
Begitu juga di
Situbondo dan juga ditempat lain, pada prinsipnya perkawinan terjadi
karena keputusan dua insan yang saling jatuh cinta.Itu merupakan hal yang
prinsip. Meski ada juga perkawinan yang terjadi karena dijodohkan orang tua
yang terjadi dimasa lalu.Sementara orang-orang tua zaman dulu berkilah melalui
pepatah : Witing tresno jalaran soko kulino, artinya : Cinta tumbuh
karena terbiasa
Di Situbondo
dimana kehidupan kekeluargaan masih kuat, sebuah perkawinan tentu akan
mempertemukan dua buah keluarga besar. Oleh karena itu, sesuai kebiasaan yang
berlaku, kedua insan yang berkasihan akan memberitahu keluarga
masing-masing bahwa mereka telah menemukan pasangan yang cocok dan ideal untuk
dijadikan suami/istrinya.
1.2. Pertimbangan
Bibit, Bebet, Bobot,
Untuk menerima seorang besan biasanya keluarga melakukan
pertiimbangan. Kalo secara
tradisional, pertimbangan penerimaan seorang calon menantu berdasarkan kepada bibit,
bebet dan bobot.
Bibit :artinya
mempunyai latar kehidupan keluarga yang baik.
Bebet : calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bobot : kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan berpendidikan cukup.
Bebet : calon penganten, terutama pria, mampu memenuhi kebutuhan keluarga.
Bobot : kedua calon penganten adalah orang yang berkwalitas, bermental baik dan berpendidikan cukup.
Terkadan dari hal tersebut masih
belum cukup karena penentuan Bibit Bobot per keluarga tidak sama, tapi hal ini
tidak terlalu signifikan dalam adat pertungan Situbondo.
BAB II
PERTUNANGAN SITUBONDO
PERTUNANGAN SITUBONDO
2.1. Pinangan
(Melamar)
Biasanya yang
melamar adalah pihak calon penganten pria.Pada masa lalu, orang tua calon
penganten pria mengutus salah seorang anggota keluarganya untuk meminang.
Tetapi kini,
untuk praktisnya orang tua pihak lelaki bisa langsung meminang kepada orang tua
pihak wanita . Bila sudah diterima, langsung akan dibicarakan langkah-langkah
selanjutnya sampai terjadinya upacara perkawinan.
2.2. Hal-Hal yang Perlu Dibicarakan Dalam Peminangan
Tanggal dan
hari pelaksanaan perkawinan, ditentukan kapan pernikahannya, jam berapa,
biasanya dicari hari baik.Kalau hari pernikahan sudah ditentukan, upacara lain
yang terkait seperti : peningsetan, siraman, midodareni, panggih
, resepsi dll, tinggal disesuaikan
Tidak kurang
penting adalah pemilihan seorang pemaes, juru rias penganten
tradisional.Dalam upacara perkawinan tradisional, peran seorang perias temanten
sangat besar, karena dia beserta asisten-asistennya akan membimbing,
paling tidak memberitahu seluruh pelaksanaan upacara, lengkap dengan sesaji
yang diperlukan.Seorang pemaes yang kondang, mumpuni dan
ahli dalam bidangnya ,biasanya juga punya jadwal yang ketat, karena laris,
diminta merias dibanyak tempat, terlebih dibulan-bulan baik menurut perhitungan
kalender Jawa. Oleh karena itu, perias temanten harus dipesan jauh hari.
Perlu
diprioritaskan pula pemilihan tempat untuk pelaksanaan upacara perkawinan itu.
Misalnya dimana tempat akad nikah, temu manten dan resepsinya. Apakah
akan dilaksanakan dirumah, disebuah gedung pertemuan atau dihotel.
Dalam pelaksanaan
perkawinan adat Situbondo, pihak calon penganten wanita secara resmi adalah
yang punya gawe, pihak pria membantu.Bagaimana pelaksanaan upacara perkawinan,
apakah sederhana, sedang-sedang saja atau pesta besar yang mengundang
banyak tamu dan lengkap dengan hiburan, secara realitas itu tentu
tergantung kepada anggaran yang tersedia. Pada saat ini kedua pihak sudah lebih
terbuka membicarakan budget tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
KELANJUTAN DARI TUNANGAN
3.1.
Lamaran
Aada lamaran di daerah kec asembagus
biasanya keluarga laki-laki datang e rumah perempuan yang mana Sebelum dilakukan lamaran biasanya di kec
asembagus didahului dengan adanya :NGANGINI (memberi angin/memberi kabar) hal ini sekedar memastikan bahwa si keluarga
laki-laki akan berjunjung kesanan untuk melakukan lamaran.
ALAMAR NYABA "JAJAN" hal ini merupakan salah satu hal yang penting
karena merupupakansebua simbolisasi bahwa keluarga tersebut akan mengikat tali
kekerabatan yang sangat dekat. Biasanya kue yang di bawa oleh si keluarga
laki-laki seperti kue dodol, kue wajik dll yang mana kue tersebut memiliki
makna tersendiri dalam budaya kec asembagus.
NYEDDEK TEMMO (menentukan tanggal
hari H perkawinan).biasanya dalam menentukan hari H pernikahan di tentukan
menurut hari baik dalam islam seperti pada bulan syawal, tapi terkadang juga
menurut hari lahir kedua calon pengantin.
Acara pernikahan
Acara pernikahan akan dilksanakan
secara 2 kali entah dari si calon pengantin laki-laki ataupun si calon penganti wanita itu semua
tergantung kesepakatan diantara kedua belah pihak. Adapun hal-hal yang perlu
dilaksanakan dalam acara pernikahan
3.2.Pemasangan
Tarub
Sehari sebelum
upacara perkawinan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub dan
bleketepe dipintu masuk halaman depan.Dibuat gapura yang dihiasi tarub yang
terdiri dari berbagai tumbuhan ,yaitu tanaman dan dedaunan yang punya arti
simbolis.
Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang. Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat.Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya.
Dikiri kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang. Artinya : Suami akan menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat.Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan, keluarga baru ini juga akan hidup bahagia, sejahtera dan rukun dengan lingkungan sekitarnya.
Sepasang tebu
wulung, pohon tebu yang berwarna kemerahan, merupakan simbol mantapnya
kalbu, pasangan baru ini akan membina dengan sepenuh hati keluarga
mereka.
Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.
Cengkir gading- kelapa kecil berwarna kuning, melambangkan kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan sungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama yang saling mencinta.
3.3.Upacara Ijab
Sebagai prosesi pertama pada puncak acara ini
adalah pelaksanaan ijab yang melibatkan pihak penghulu dari KUA. Setelah acara
ini berjalan dengan lancar dan dianggap sah, maka kedua mempelai resmi menjadi
suami istri.
3.4.Resepsi pernikhan
Dalam hal ini biasanya tuan rumah hanya mengundang
kerbarat dekat saja. Bisa dikatakan kalau acara ini adalah acara tertutup untuk
orang lain atau acara keluarga saja.
3.5.Walimatur ursy
Walimatul ursy merupakan sebua acara syukuran
sekaligus untuk mengabarkan bahwa siA dan si B sudah resmi menjadi suami istri
biasanyadilaksanakn dengan mengundang tetengga dekat dan kerabat dekat saja
untuk hadir dalam acara tersebut. Dalam walimatul ursy biasanya di hadirka
penceramah yang akan menyampaikan hikmah-hikmah dari nikah.
3.6.Mamacan
Mamacan adalah acara salaman-salama antara
pengantin laki-laki dengan para undangan yang hadir dalam walimah tersebut
sebagai symbol bahwa agar supaya di doakan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah.
Ulem –ulem dilaksanakan setelah walimatul ursy
biasanya di habiri oleh ibuk-ibuk yang mana mereka memmbawa sesuatu seebagai
bantuan biasanaya berupa uang ataupun barang berupa beras. Ulem-ulem ini
sangatlauan memiliki nilai social yang
sangat tinggi karena bisa meringankan beban tuan rumah tapi tuan rumah harus
mengembaliaknnya jika sudah tiba saatnya untuk dikembalikan.
3.7.Hiburan
Acara hiburan
yang ditampilkan biasanya orkes ataou rukun karya tergantung kemammpuan tuan
rumah.
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pertunangan merupakan
suatu adat di Jawa yang mana di dalamnya tersirat
hal-hal pejanjian diantara kedua belah pihak untuk seling mengikat diantara
keduanya agar menjadi
lebih akur dalam kehidupan, selain itu sebagai tanda kepemilikan, yang mana
istilahnya orang Jawa Timur, Situbondo khusunya yang menyatakan Tunangan
artinya Bakal, yaitu Bakal Nikah, Bakal Gagal dan Bakal Dapat Yang Lain, jadi
intinya Tunangan adalah pengikat sementara dan jika mu dilanjukan maka harus
kejenjang pernikahan
4.2. Saran
Tunanngan dalam adat di Situbondo memang sangat signifikan dan sekarang
adat ini mulai banyak berubah sehingga terjadi perselingkuhan meskipun sudah
tunanangan, maka saran dari penulis yaitu usahakan jika bertunangan jangan
terlalu lama, usahakan cepat menikah jika bertunangan, selain mengirit biaya
dalam tunangan dan cepat ketemu ujung dari tunangan tersebut.
Ini sumbernya dari mana? Ghofar wawancara sesepuh desa atau ada referensi buku yg bisa dipinjam?
ReplyDelete