“Barangsiapa mendapati
Ramadhan dalam keadaan sehat dan sebagai orang muslim, lalu puasa pada siang
harinya dan melakukan shalat pada sebagian malamnya, juga menundukkan
pandangannya, menjaga kemaluan, lisan dan tangannya, dan menjaga shalatnya
secara berjamaah dan bersegera berangkat untuk shalat jum’at, sungguh ia telah
puasa sebulan penuh, menerima pahala yang sempurna, mendapatkan Lailatul Qadar
serta beruntung dengan hadiah dari Tuhan Yang Maha Tinggi.” Abu Ja’far berkata:
Hadiah yang tidak serupa dengan hadiah-hadiah para penguasa.” (HR. Ibnu Abi
Dunya).
Untuk wanita haid yang ingin medapatkan malam
lailatul qadar
Wanita haid bisa melakukan banyak ibadah selain
shalat.
Juwaibir mengatakan bahwa dia pernah bertanya
pada Adh-Dhahak, “Bagaimana pendapatmu tentang wanita nifas, haid, musafir, dan
orang yang tidur; apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?”
Adh-Dhahak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Setiap
orang yang Allah terima amalannya akan mendapatkan bagian lailatul qadar.” (Lathaif Al-Ma’arif,
hlm. 341)
Keterangan ini menunjukkan bahwa wanita haid,
nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar.
Hanya saja, wanita haid dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat. Untuk bisa
mendapatkan banyak pahala ketika lailatul qadar, wanita haid atau nifas
masih memiliki banyak kesempatan ibadah. Di antara bentuk ibadah yang bisa
dilakukan adalah:
1.
Membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf. 2. Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.
3. Memperbanyak istigfar.
4. Memperbanyak doa.
5. Membaca zikir ketika lailatul qadar, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang itu merupakan lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ucapkanlah,
‘اللَّـهُـمَّ إنَّكَ
عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي’
(Ya
Allah, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah
diriku.)’” (Hadis sahih; diriwayatkan At-Turmudzi dan Ibnu majah)
Dalam Fatwa Islam Tanya-Jawab
dijelaskan, “Wanita haid boleh melakukan semua bentuk ibadah, kecuali shalat,
puasa, tawaf di ka’bah, dan i’tikaf di masjid. Menghidupkan lailatul qadar
tidak hanya dengan shalat, namun mencakup semua bentuk ibadah. Al-Hafizh Ibnu
Hajar mengatakan, ‘Makna ‘menghidupkan malam lailatul qadar’ adalah begadang di
malam tersebut dengan melakukan ketaatan.’ An-Nawawi mengatakan, “Makna
‘menghidupkan lailatul qadar’ adalah menghabiskan waktu malam tersebut dengan bergadang
untuk shalat dan amal ibadah lainnya.’”
Kesimpulan:
Meskipun wanita berhalangan, mereka masih mampu untuk mendapatkan malam
lailatul qadar.
Sumber: http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753
0 Response to "Ternyata Wanita Haid Bisa Meraih Malam Lailatul Qadar"
Post a Comment