KULTUM RANADHAN PERTAMA

KULTUM RAMADHAN

IN SYAA ALLAH DARI MALAM TGL: 1 - 30 RAMADHAN
------------
KULTUM MALAM PERTAMA

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Kullu ‘aamin wa antum bi khair. Selamat menyongsong bulan Suci Ramadhan.  Semoga Allah senantiasa melimpahkan kekuatan kepada kita untuk melaksanakan ibadah di dalam bulan suci ini, utama sekali ibadah puasa dan Qiyamul Layl, serta diterima di sisi-Nya, sehingga kita, orang tua, isteri dan anak cucu kita dilepaskan dari api neraka. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Mengabulkan doa hamba-Nya.

Saudara-saudara kekasih Allah!
Di antara karunia Allah kepada hamba-Nya, ialah diatur-Nya hukum alam bermusim. Bahkan untuk ibadahpun demikian. Maka para hamba Allah dalam suatu musim tertentu, lebih semangat menyingsingkan lengan baju, meningkatkan kwalitas iman dan taqwa, melalui kwalitas dan kwantitas ibadahnya. Mereka gigih meningkatkan semangat juang dalam menyingkirkan jauh-jauh sifat malas dan jenuh.

Di antara ibadah musiman, ibadah di bulan suci Ramadhan yang saat ini kita masuki hari pertamanya.

Semoga Allah berkenan memberi kita kesempatan menyempurnakan segala macam bentuk ibadah sampai hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan ini, bahkan memberi kita usia panjang sehingga kita mendapat kesempatan besar, melaksanakan ibadah yang lebih sempurna di tahun-tahun mendatang, bersama taufiq Allah dalam ridha-Nya. Baik ibadah qawliyah, amaliyah atau qalbiyah. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Kuasa.

Saudara-saudara yang berbahagia!
Bulan suci Ramadhan adalah bulan musim penuh pahala ibadah. Bulan Ramadhan adalah bulan training menempa kita menjadi hamba Allah yang berkwalitas dan berbobot besar, membuat gaji umat Islam naik berlipat ganda kelak, serta menambah nilai disiplin akhlak dan perilaku yang semakin tinggi melalui jalur Islam.

Allah menjamin kita dengan bimbingan, sebagaimana dalam firman-Nya:

يَاأََيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ.   (البقرة: 183)

"Hai orang-orang yang beriman! Telah diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.
(QS. Al Baqarah, 2:183)

Allah menjelaskan dalam ayat tersebut, bahwa tujuan puasa adalah taqwa. Logikanya, puasa yang dapat menghantarkan kepada taqwa itulah puasa yang memberi sukses dalam menjalankan training pendidikan keimanan  Ramadhan. Demikian pula sebaliknya, puasa yang belum dapat menghantarkan kepada taqwa, adalah puasa yang belum berarti dalam melaksanakan training pendidikan keimanan Ramadhan. Akibatnya, orang itu tidak berhak untuk mendapatkan Ijazah Tanda Lulus , yaitu Al Itqu minan Naar  selamat dari api neraka. Ijazah semacam inilah harapan semua hamba Allah yang tak ada taranya. Maka  kegagalan ini, merupakan sebuah kegagalan besar yang tak ada bandingnya pula.

Amat besarlah kerugian orang-orang yang tidak lulus dalam Training Pendidikan Keimanan Ramadhan, sehingga terpaksa harus menerima doa laknat Jibril 
(sebagaimana diterangkan Rasulullah)

عَنِ الحَسَنِ بْنِ مَالِكٍ بْنِ الحُوَيْرِثِ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: صَعِدَ رَسُوْلُ اللهِ ( الِمنْبَرَ. فَلَمَّا رَقِيَ عَتَبَةً قَالَ آمِيْنَ. ثُمَّ رَقِيَ أُخْرَى فَقَالَ آمِيْنَ. ثُمَّ رَقِيَ عَتَبَةً ثَالِثَةً فَقَالَ آمِيْنَ. ثُمَّ قَالَ: أَتَانِيْ جِبْرِبْلُ عليه السلام فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ ! مَنْ أَدْرَكَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَأَبْعَدَهُ اللهُ. فَقُلْتُ: آمِيْنَ . قَالَ : وَمَنْ أَدْرَكَ وَالِدَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللهُ. فَقُلْتُ آمِيْنَ . قَالَ : وَمَنْ ذُكِرْتَ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيْكَ فَأَبْعَدَهُ اللهُ. فَقُلْتُ آمِيْنَ . (رواه ابن حبان في صحيحه ورواه الحاكم من حديث كعب بن عجرة )

Dari Hasan bin Malik bin Al Huwayrits, dari ayahnya, dari kakeknya berkata: “Pernah Rasulullah (, naik mimbar. Ketika beliau menaiki tangga pertama tiba-tiba mengucap Amien. Setelah menaiki tangga berikutnya, beliau mengucap lagi Amien. Dan ketika menaiki tangga ketiga beliau pun mengucap Amien. Tak lama beliau bersabda: Jibril datang kepadaku berkata: Hai Muhammad! Barangsiapa mendapatkan Ramadhan, lalu tidak diampuni dosanya, maka Allah mengutukinya. Kataku:  Amien. Jibril berkata: Barangsiapa mendapatkan kedua orang tuanya, atau salah seorang di antara keduanya, lalu masuk neraka, maka Allah mengutukinya. Kataku Amien. Jibril berkata: Barangsiapa, engkau disebut-sebut di sisinya, lalu tidak bershalawat kepada engkau, maka Allah mengutukinya. Aku pun berkata: Amien.
(HR Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, dan Al Hakim dari hadits Kab bin Ujrah ).

Dari sisi lain, Ramadhan memberi motivasi yang amat tinggi terhadap orang-orang berpuasa, dengan pahala yang berlipat ganda diraih selama Ramadhan. Salman ( menyatakan dalam khutbah Rasulullah (, tentang fadhilah Ramadhan, bersabda:

مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ ِبخَصْلَةٍ مِنَ الخَيْرِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ. وَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْهِ كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ.     )رواه ابن خزيمة في صحيحه(

“Barangsiapa mendekatkan diri (kepada Allah) dengan suatu kebajikan di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti menunaikan suatu perbuatan fardhu di lain Ramadhan. Dan siapa menunaikan suatu perbuatan fardhu di bulan Ramadhan, maka nilainya seperti menunaikan tujuh puluh kali fardhu di lain Ramadhan.
(HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya)

Abu Hurayrah ra meriwayatkan hadits Qudsi dari Rasulullah Allah berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِىْ وَأَنَا أَجْزِىْ بِهِ, وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ – أى ِوقَايَةٌ مِنَ النَّاِر – فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ, فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ. وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوْفُ فَمِ الصَّاِئِم أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الِمْسكِ, لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ, وَإِذَا لَقِىَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
( رواه البخارى ومسلم, وهذا لفظ البخارى)

"Setiap amal perbuatan anak Adam untuk dia (sendiri) kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu benteng, yaitu pelindung dari api neraka. Maka ketika seseorang di antara kamu berpuasa, jangan berkata cabul dan jangan pula bertengkar. Jika ada seorang memaki atau menengkari, katakanlah (kepadanya): Aku berpuasa! .Aku berpuasa!. Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan kekuasaan-Nya, sesungguhnya bau mulut seorang berpauasa, lebih harum di sisi Allah dari pada minyak kesturi. Orang berpuasa mempunyai dua kali kebahagiaan. Yaitu: Berbahagia ketika berbuka,  dan berbahagia ketika bertemu Tuhannya dengan membawa puasanya. (HR Bukhari dan Muslim, dengan lapal Bukhari)

Dalam riwayat Muslim juga dikatakan:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ. اَلحَسَنَةُ بِعَشْرِأَمْثَالِهَاإِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ : إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَ أَنَا أَجْزِيْ بِهِ. الحديث.

“Setiap amal perbuatan seseorang dilipatgandakan. Satu kebajikan dilipatgandakan dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipatnya”. Allah berfirman: “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya”.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.رواه البخاري و مسلم و أبو داود و النسائي

Dari Abu Hurayrah Nabi bersabda: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ikhlas, maka diampuni dosanya yang telah lalu”.
(HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Nasaai).

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ  يُرَغِّبُ فِيْ قِيَامِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَأْمُرَهُمْ بِعَزِيْمَةٍ ثُمَّ يَقُوْلُ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ. (رواه البخاري و مسلم)

Dari Abu Hurayrah berkata: Rasulullah biasa menganjurkan Qiyamul Layl di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ikhlas, bukan dengan perintah ketat. Kemudian bersabda: “Barangsiapa melakukan Qiyamul Layl di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lalu.     (HR Bukhari dan Muslim).

Di bulan Ramadhan itulah jalan ibadah dan ketaatan melimpah ruah, sementara itu hambatan-hambatannya ditumpas. Utamanya, setan-setan dibelenggu, sehingga orang Islam di bulan Ramadhan lebih selamat dari kejahatan ketimbang di luar Ramadhan.

Abu Hurairah meriwayatkan hadits, Rasulullah bersabda:

ِإذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ اْلجَنَّةِ وَ غُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ ( رواه البخاري و مسلم) 

“Apabila Ramadhan datang dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah setan-setan”.       (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau di bulan Ramadhan telah dibuka segala pintu kebahagiaan dan keberuntungan sebanyak itu, antara lain diselamatkan-Nya dari api neraka, sementara orang berpuasa masih ada saja yang bersembalewa dan tidak bersemangat untuk meraihnya di musim merebahnya buah-buah iman ini, sudah tidak ayal lagi kalau dia mendapatkan doa kutukan Jibril  (dalam hadits di atas.

Lalu, kapan seseorang akan diampuni dosanya kalau sudah tidak diampuni di bulan Ramadhan?! Dan kapan dia diselamatkan dari api neraka kalau tidak diselamat-kan di bulan Ramadhan?!

Kalau ditanya: Bagaimana cara kita mendapatkan keberuntungan dan kesuksesan di bulan puasa bulan Ramadhan ini?
Jawabnya: Caranya, harus melaksanakan ibadah puasa sesuai ketentuan Islam. Harus berperilaku sebagaimana akhlak yang terkandung dalam hikmah puasa Ramadhan. Harus menjiwai dan mengimplementasikan etika yang terkandung dalam hikmah puasa Ramadhan. Di samping itu harus menjauhi segala bentuk apa saja yang merusak puasa Ramadhan, baik ucapan, perilaku dan akhlak. Dengan kata lain, bahwa sasaran puasa adalah taqwa.

Kalau ditanya: Apa taqwa?
Jawaban singkatnya: Taqwa adalah berpegang teguh melakukan perintah Allah dan menjauhi apa saja yang dilarang-Nya.
Kita menyadari, bahwa jawaban singkat ini memerlukan penjelasan detail, bagaimana puasa yang sesuai tuntunan Syara; bagaimana mengimplementasikan akhlak yang terkandung di dalam hikmah puasa; bagaimana berpegang teguh kepada etika puasa dan bagaimana menjauhi segala bentuk yang dapat merusak puasa. Baik perilaku, ucapan atau perbuatan? Semua itu In Syaa Allah kami jelaskan pada kultum-kultum berikutnya.

وَصَلَّى الله ُوَسَلَّمَ وَ بَارَكَ عَلَى خَاتَمِِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ العَالَمِين
ْ
Sumber: WA group alumni al amien prenduan

0 Response to "KULTUM RANADHAN PERTAMA"

Post a Comment