AYAT HADIST DALIL ISTIGHFAR DAN KEUTAMAANNYA (KULTUM KEEMPAT)

ISTIGHFAR
KULTUM MALAM KEEMPAT

ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Keempat, sekaligus pada malam keempat pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan do’a.

Saudara-saudara! Rasulullah ﷺ berpesan kepada kita agar memperbanyak melakukan dua hal yang membuat ِAllah menyenangi kita, _utama sekali di dalam bulam suci Ramahan_, yaitu:

1. Memperbanyak Syahadat Tauhid
sebagaimana kami terangkan pada Kultum Ketiga tadi malam,

2. Memperbanyak istighfar

Pada Kultum Malam Keempat ini In syaa Allah bi 'awnillah kami mengupas item kedua, yaitu anjuran memperbanyak istighfar.

Allah menciptakan umat manusia dengan dua unsur pokok, rohani dan jasmani. Stabilitas jasmaniah banyak dipengaruhi oleh stabilitas rohaniah.

Allah menciptakan dua gejolak yang berlawanan di dalam jiwa setiap insan, yaitu motivator kebajikan, dan di satu pihak motivator kejelekan. Karena motivator yang kedua inilah manusia dapat terjerumus melakukan dosa-dosa, walaupun telah berusaha keras untuk menjauhinya. Allah (Maha Tahu, bahwa para hamba-Nya akan melakukan banyak dosa, karena itulah pintu taubat dan istighfar dibuka, dengan penuh rahmat dan karunia dari pada-Nya. Allah Maha Sayang kepada para hamba-Nya, sebagaimana ditegaskan Rasulullah ﷺ dalam hadits Qudsi, bahwa Allah (berfirman:

يَا عِبَادِيْ ! إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَ النَّهَارِ وَأَناَ أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ
        (رواه مسلم في صحيحه )

“Wahai para hamba-Ku! Sesungguhnya kalian berbuat salah di malam dan siang hari. Dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya. Maka mintalah ampun kepada-Ku, Aku akan mengampinimu._ (HR. Muslim dalam Shahihnya).

Istighfar artinya permohonan ampunan.  Maghfirah artinya pengampunan, yaitu dihapuskan-Nya dosa dan dirahasiakan-Nya. Begitulah kata Al Hafizh Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah. Maka seseorang yang mengucapkan Astaghfirullah - aku memohon pengampunan kepada Allah, dia seperti yang mengucapkan kalimat Allahummaghfir lii Wahai Allah! Ampunilah aku.

Walaupun Rasulullah ﷺ  seorang makhluk yang telah diampuni dosa-dosa yang lalu dan yang akan datang, beliau masih memperbanyak Istighfar.

Mengapa beliau demikian?

Karena Istighfar salah satu dari antara ibadah-ibadah utama. Sebab dengan banyak membaca Istighfar Allah semakin senang kepada hamba-Nya. Sebagaimana kami terangkan pada hadits Salman dalam Kultum Malam Ketiga.

Demikian pula di dalam riwayat-riwayat lain tentang keutamaan memperbanyak Istighfar, seperti dalam hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurayrah ra pernah dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

وَاللهِ إِنِّيْ َلأَسْتَغْفِرُ الله َوَ أَتُوْبُ إِلَيْهِ فِيْ الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً (رواه البخاري)

“Demi Allah, sesungguhnya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya”(HR Bukhari)

Ibnu Umar ra juga pernah berkata: Kami biasa menghitung bacaan Rasulullah ﷺ dalam sekali pertemuan, beliau membaca seratus kali:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ  (رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن صحيح )

“Wahai Tuhanku! Ampunilah aku. Dan terimalah taubat untukku. Sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang”.
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Kata dia: Hadits Hasan Shahih).

Karena pentingnya Istighfar, di dalam Al Qur’an, ter-dapat di dalam berbagai tempat dan sikon.
Antara lain:

1- Dalam bentuk perintah. Seperti:

وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ إِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ  ( البقرة: 199 )

“Dan mohon ampunlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Baqarah,2:199)

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ (هود: 3)

“Dan hendaklah kamu mohon ampun kepada Tuhanmu, kemudian bertaubatlah kepada-Nya (QS. Hud,11: 3)

2- Dalam bentuk pujian kepada ahli Istighfar, seperti:

وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِاْلأَسْحَارِ (ال عمران: 15)
“Dan orang-orang yang membaca Istighfar di waktu-waktu sahur”
(QS. Ali Imran,3:15)

وَ الَّذِيْنَ إِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوْا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوْا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ اللهُ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلَى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ(ال عمران: 135)

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka; dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?! Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui”.
(QS. Ali Imran,3:135)

3-Dalam bentuk ungkapan, bahwa Allah mengampuni siapapun yang beristighfar.

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوْءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللهَ يَجِدِ اللهَ غَفُوْرًا رَحِيْمًا  ( النساء : 110)

“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya kemudian dia memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS. An Nisaa’,4:110)

4- Dalam bentuk ungkapan stimulasi kepada orang yang suka berbuat maksiat agar mendapatkan ampunan dari Allah.

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ  لاَ تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ. إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا .إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ( الزمر: 53 )

“Katakanlah! Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Az Zumar,39:53).
Allah mencintai hamba yang suka memohon ampun dan mengharap rahmat-Nya. Sebab Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Abu Hurayrah meriwayatkan hadits Shahih, Rasulullah bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ تَعَالَى فَيَغْفِرُ لَهُمْ
(رواه مسلم )

"Demi Dzat yang jiwaku di tangan kekuasaan-Nya, andaikan kalian belum pernah bebuat dosa, pasti Allah membiarkan kalian, lalu mendatang-kan suatu kaum berbuat dosa, kemudian mereka beristighfar lalu Dia mengampuni mereka. (HR. Muslim )

Hadits ini, sama sekali bukan berarti mendorong kita untuk berbuat dosa, melainkan stimulasi agar senang beristighfar, dan menjelaskan bahwa Allah senang dimintai ampun dan mencintai hamba yang memohon ampun kepada-Nya.

Abu Hurayrah ra meriwayatkan hadits Shahih dari Rasulullah  ﷺ bersabda:

إِنَّ عَبْدًا أَذْنَبَ ذَنْبًا فَقَالَ: رَبِّ أَذْنَبْتُ ذَنْبًا فَاغْفِرْ لِيْ . قَالَ اللهُ تَعَالَى : عَلِمَ عَبْدِيْ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَ يَأْخُذُ بِهِ . غَفَرْتُ لِعَبْدِيْ . ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ أَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ فَذَكَرَ مِثْلَ الأَوَّلِ مَرَّتَيْنِ (رواه البخاري و مسلم)
وفي رواية لمسلم قَالَ فِيْ الثَّالِثَةِ : قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِيْ فَلْيَعْمَلْ مَا شَاءَ . أَيْ مَا دَامَ عَلَى هَذَا الحَالِ كُلَّمَا أَذْنَبَ اِسْتَغْفَرَ .

“Pernah seorang hamba melakukan suatu dosa, lalu berkata: Hai Tuhanku! Aku telah berbuat dosa, maka ampunilah aku. Allah taala menanggapinya: Hamba-Ku tahu, bahwa dia mempunyai Tuhan yang meng-ampuni dosa dan menghukumnya. Aku telah meng-ampuni hamba-Ku itu. Tidak lama dia melakukan dosa lain. Maka Allah menanggapi yang kedua kalinya lagi seperti semula” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di dalam riwayat Muslim, pada yang ketiga kalinya Allah menaggapinya: Aku telah mengampuni hamba-Ku. Maka lakukanlah semaunya. Artinya: Selagi hamba itu bersikap seperti semula, setiap melakukan dosa dia beristighfar.

Beberapa faedah membaca istighfar antara lain:
1-Diampuni dosa-dosa
2-Hati menjadi bersih dan bening
3-Istighfar membersihkan bekas-bekas kemaksiatan dalam jiwa dan hati.
4- Hati tak ubahnya cermin. Setiap cermin kotor, dihapus mengkilat lagi. Demikian pula hati.
5-Kemaksiatan meninggalkan noda hitam dan kotoran di dalam hati setiap orang yang melakukannya. Setelah beristighfar, noda dan kotoran itu hilang, lalu hati menjadi bening kembali seperti cermin mengkilat.
6-Bagi yang berulang kali melakukan kemaksiatan, maka noda hati bertambah, sebanyak maksiat yang dilakukan. Bahkan sampai penuh menutupi hati berwarna hitam. Begitulah Abu Hurayrah ra meriwayatkan sabda Rasulullah ﷺ :

إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِيْ قَلْبِهِ نُكْتَةٌ . فَإِنْ هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَتْ . فَإِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ , فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِيْ ذَكَرَ اللهُ تَعَالَى : كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلىَ قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
(رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح و النسائي وابن ماجة وابن حبان و الحاكم)

“Apabila seorang hamba melakukan suatu kesalahan, maka ternodalah hatinya dengan setitik noda hitam. Setelah lepas dan beristighfar, baru hatinya bersih dan bening kembali. Jika mengulang, bertambahlah noda-noda itu sampai menutup hatinya. Itulah yang disebutkan  "Ar Raan" oleh Allah di dalam Al Quran: Sekali-kali tidak demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka.
(HR. Tirmidzi, Nasaai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Hakim. Kata Tirmidzi: Hadits Hasan Shahih.).
7- Harta dibuat-Nya subur dan barokah
8- Rizkinya dipermurah
9- Anak cucunya pun dibuat-Nya murah.
Allah menyatakannya melalui Nabi Nuh ﷺ :
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا .وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (نوح: 10)

“Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu yang lebat. Dan memperbanyak harta-harta dan anak-anak kamu, dan menjadikan untukmu kebun-kebun  dan menjadikan pula untukmu di dalamnya sungai-sungai”. (QS. Nuh,7:10)

وَ يَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ  ثُمَّ تُوْبُوْا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلاَ تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِيْنَ ( هود: 52)

“Dan (Hud berkata): Hai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang lebat kepadamu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa”.(QS. Hud,11:52)

Ibnu Rajab Al Hanbali رحمه الله  berkata: Istighfar seutuhnya yang dapat membuahi pengampunan Allah adalah istighfar yang disertai dengan ketekadan hati untuk tidak mengulang kembali perbuatan dosa, seperti yang dijanjikan Allah dan dipuji di dalam firman-Nya:

أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِيْنَ    
(أل عمران: 136)

“Mereka itu balasannya, yaitu ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan inilah sebaik-baik pahala orang yang beramal”. (QS. Ali Imran,2:136)

Menurut Ibnu Rajab: Yang paling utama  membaca Istighfar, hendaklah dimulai dengan pujian kepada Allah, lalu mengakui dosa yang telah dia lakukan. Setelah itu baru memohon ampun kepada Allah. Demikian itu, diterangkan dalam hadits Syaddad bin Aws ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:

سَيِّدُ الاِسْتِغْفَارِأَنْ يَقُوْلَ الْعَبْدُ : اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَإِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَ أَنَا عَبْدُكَ وَ أَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَ أَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
(أخرجه البخاري)
“Penghulu Istighfar yaitu hamba Allah hendaknya mengucapkan: _Allaahumma Anta Robbii laa ilaaha illaa Anta khalaq-Ta-nii wa ana ‘abdu-Ka wa ana ‘alaa ‘ahdi-Ka wa wa'di-Ka mastatha'tu, a'uudzu bi-Ka min syarri maa shana'tu abuu-u la-Ka bi ni'mati-Ka a'layya wa abuu-u bi dzanbii faghfir lii fa innahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa Anta_ - Wahai Allah, Engkaulah Tuhanku. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakanku, dan akulah hamba-Mu. Aku penuhi janjiku terhadap Engkau dan janji-Mu terhadapku sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari jahatnya perbuatanku. Aku mengaku kepada-Mu akan nimat yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan aku mengakui dosaku. Karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tak ada yang meng-ampuni dosa-dosa selain Engkau”.
(HR. Bukhari)

Hai para hamba Allah, perbanyaklah membaca Istighfar dalam bulan suci penuh berkah ini. Sebab Istighfar membuat Allah senang. Dosa-dosa diampuni. Rizki ditambah. Anak cucu diberkati dan hati bersih dari kotoran. Abdullah bin Busr ra pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

طُوْبىَ لِمَنْ وُجِدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارٌ كَثِيْرٌ(رواه ابن ماجة بإسناد صحيح)

“Berbahagialah orang yang di lembaran amalnya terdapat banyak Istighfar" (HR. Ibnu Majah dengan Isnad Shahih)

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .

3 Responses to " AYAT HADIST DALIL ISTIGHFAR DAN KEUTAMAANNYA (KULTUM KEEMPAT) "