OBAT PENYAKIT HATI KULTUM MALAM KETIGA
ِبسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى الْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ َأصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Malam ini kita telah sampai kepada Kultum Ramadhan Ketiga, sekaligus pada malam ketiga pula. Semoga Allah senantiasa mengabulkan puasa dan amal ibadah lain kita semua. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.
Saudara-saudara! Telah kita singgung hadits yang lalu pada Kultum Kedua, yaitu hadits Salman ra yang diriwayatkan Ibnu Khuzaymah dalam Shahihnya, antara lain beliau bersabda:
وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ -أي ِفْي رَمَضَانَ – مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ: خَصْلَتَيْنِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ ، وَخَصْلَتَيْنِ لاَ غَنَاءَ بِكُمْ عَنْهُمَا. فَأَمَّا الخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ تُرْضُوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَ تَسْتَغْفِرُوْنَهُ. وَأَمَّا الْخَصْلَتَانِ اللَّتَانِ لاَ غَنَاءَ بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلْوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّاِر . الحديث
“Perbanyaklah di bulan Ramadhan melakukan empat perkara* yaitu: _*Dua perkara membuat Tuhanmu senang, dan dua perkra lainnya membuat kamu puas tidak pernah kurang.*_ Dua perkara yang membuat Tuhanmu senang, adalah Syahadat dan Istighfar. Sedang dua perkara lainnya yang membuat kamu serba puas tidak pernah kurang adalah memohon surga kepada Allah dan dilindungi-Nya dari api neraka”.
Empat perkara inilah dianjurkan Rasulullah ﷺ agar kita perbanyak di dalam bulan suci Ramadhan yang penuh barokah ini. Syahadat Tauhid adalah pintu utama setiap muslim untuk memasuki Islam. Tidak shah Islam seseorang tanpa melalui pintu itu. Pintu Syahadat Tauhid menafikan segala bentuk ketuhanan selain Allah, diesakan hanya untuk Allah semata. Itulah Kalimat Tauhid dan Kalimatul Ikhlash, yaitu paling utamanya segala macam bentuk dzikir kepada Allah. Pernah Jabir bin Abdullah ra mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الذِّكْرِ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُ (رواه ابن ماجة والترمذي وقال حديث حسن )
Paling utamanya dzikir adalah –Laa ilaaha illallaah- Tiada tuhan selain Allah.
(HR Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan dinyatakannya Hadits Hasan).
Semakin banyak seseorang membaca Kalimat Syahadat, ia semakin pula disenangi Allah swt. Karena itu Rasulullah ﷺ menganjurkan kita memperbanyak mengucapkannya, utama sekali di dalam bulan suci Ramadhan. Apabila kita telah disenangi Allah swt, maka dengan sendirinya kita telah meraih segala kebajikan dan puncak harapan. Membaca Kalimat Tauhid pada waktu-waktu di setiap bulan itu memang merupakan kebajikan yang besar pahalanya. Tapi, lebih besar lagi di bulan suci Ramadhan. Dari Abu Ayyub ra dari Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ قَالَ لاَإِلَهَ إِلاَّ الله ُوَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ , وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ – عَشْرَ مَرَّاتٍ كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ أَرْبَعَةَ أَنْفُسٍ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ (رواه البخاري و مسلم)
“Barangsiapa mengucap _-Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa alaa kulli syay-in qadiir_ tiada tuhan selain Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi Dia kerajaan dan bagi Dia pula puja puji. Dialah Maha Kuasa atas segala sesuatu-, sebanyak sepuluh kali, maka orang itu mendapat pahala seperti pahala memerdekakan empat orang sahaya anak Ismail.
(HR. Bukhari dan Muslim )
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ قَالَ لاَإلَِهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ –ِ ِفيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ لَهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلمَْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ (رواه البخاري ومسلم )
Dari Abu Hurayrah ra bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barangsiapa mengucap sehari seratus kali : _Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa a'laa kulli syay-in qadiir-_ Tiada tuhan selain Allah satu-satu-Nya. Tiada sekutu bagi-Nya. Bagi Dia kerajaan. Dan bagi Dia pula puja puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu; maka ucapan itu sebanding dengan pahala memerdekakan sepuluh orang sahaya, dicatat baginya seratus kebajikan, dihapus baginya seratus kejelekan dan baginya menjadi pelindung dari setan pada hari itu sampai sore. Tak seorangpun yang lebih baik dari pada dia, kecuali seseorang yang melakukanya lebih banyak dari pada dia (HR. Bukhari dan Muslim)
Perlu diingat pula, bahwa di dalam pengulangan kalimat Tauhid _amatlah diperlukan renungan dan penghayatan,_ sehingga doktrin tauhid benar-benar terpateri di dalam hati setiap muslim yang membaca, dan diimplementasikan di dalam pola hidup keseharian. Karena itu, dengan penuh tazhim dia senantiasa berpola hidup yang disenangi dan diperintah Allah Yang Maha Esa. Dalam situasi dan kondisi seperti inilah kita melihat seorang muslim penuh taqwa kepada Allah dan percaya diri, karena dia hanya bergantung kepada Allah mengharapkan pahala dari Dia dan takut kepada siksa-Nya. Segala kebutuhan, dia hanya meminta kepada Allah, tidak meminta kepada sesama hamba-Nya. Segala ibadah dan pengorbanannya dihadapkan hanya kepada Allah semata, terlepas dari kepentingan-kepentingan peribadi, seperti popularitas atau sebagainya. Karena itu dia yakin, bahwa *bahaya dan manfaat, kebaikan dan kejelekan, dukungan dan hambatan, kaya dan miskin, sehat dan sakit, semuanya hanya di tangan kekuasaan Allah semata*, bukan di tangan sesama hamba-Nya. *Sekali hamba tetap hamba*. Begitulah ditegaskan Rasulullah ﷺ kepada Ibnu Abbas:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ( قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ ﷺ يوما فَقَالَ: يَا غُلاَمُ! إِنِّيْ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ , اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ , إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ , وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ , وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ , وَإِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْكَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ , رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ (رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح )
Dari Ibnu Abbas (berkata: Pernah aku dibonceng Rasulullah ﷺ lalu bersabda: “Nak! Kuajari kamu beberapa kalimat. *Yaitu: Peliharalah (ketentuan) Allah, maka Allah pasti memeliharamu. Peliharalah (ketentuan) Allah, pasti kamu dapatkan Dia menyertaimu. Apabila mau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Apabila meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah!, _Sekalipun semua makhluk bersepakat untuk memberimu suatu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberi suatu manfaatpun kecuali yang telah Allah takdirkan untukmu. Demikian pula, kalau mereka sepakat untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka sama sekali tidak akan dapat menimpakan suatu bahayapun, kecuali yang telah Allah takdirkan kepadamu_. Catatan takdir telah berlalu. Maka selesailah semua urusan. (HR. Tirmidz. Kata dia: Hadits Hasan Shahih)
Apabila akidah tauhid terpateri di dalam hati seorang muslim, kemudian dipertebal dengan memperbanyak mengucapkan kalimat -Laa ilaaha illallaahu wahdahuu laa syariika lah- Tiada tuhan selain Allah satu-satu-Nya; tiada sekutu bagi-Nya _maka terlepaslah dia dari penyakit-penyakit hati, antara lain:_
_Penyakit menyenangi popularitas dan kebohongan_.
Orang ini yakin. _Untuk apa mencari popularitas di kalangan sesama, hanya bermaksud agar mendapat kepentingan. Untuk apa berbohong kepada sese-orang, hanya karena ditakuti dapat mendatangkan bahaya. Untuk apa semua itu dilakukan, pada hal semua ini hanya berada di tangan kekuasaan Allah?!_
Penyakit suka kikir dan lokek.
Untuk apa kikir! _Orang ini yakin dan tidak takut miskin. Untuk apa takut miskin, karena rizki semua makhluk ada di tangan kekuasaan Allah semata_.
Penyakit pengecut, lemah hati dan patah semangat (wahn).
Orang ini yakin dan tidak takut. Untuk apa menjadi pengecut, lemah hati dan patah semangat, sementara hidup atau mati seseorang hanya di tangan kekuasaan Allah ?! Tak satu makhluk pun berhak memajumundurkan kematian seseorang.
Penyakit zhalim dan permusuhan.
Untuk apa berbuat zhalim dan permusuhan, kalau sadar bahwa dia selalu dalam pengawasan Allah. Siapakah yang dapat menyelamatkan dia setelah azab Allah datang akibat perbuatan zhalim dan permusuhan?!
Amatlah banyak pengaruh memperbanyak membaca Kalimat Tauhid terhadap pembentukan jiwa dan perilaku seseorang. Tidak heran kalau Rasulullah ﷺ senantiasa menganjurkan kita memperbanyak mengucap Kalimat Tauhid di dalam bulan suci Ramadhan khususnya, karena ia akan semakin disenangi Allah.
Menauhidkan Allah dan ikhlas kepada-Nya mempunyai kedudukan yang amat tinggi di dalam Islam. Ikhlas adalah buah tauhid. Puasa merupakan motivator untuk berperilaku ikhlas dan berbuat banyak kebajikan, yang tujuananya semata untuk Allah dan mengharapkan pahala dan ridha-Nya semata. Sebab puasa merupakan suatu ibadah yang tak dapat dideteksi oleh siapapun kecuali oleh Allah satu-satu-Nya. Puasa itulah satu-satunya ibadah yang berkaitan langsung antara sang hamba dan Tuhannya. Sebab itu, pahala puasa amatlah besar, tak ada batas dan hitungannya. Begitulah ditegaskan Rasulullah ﷺ di dalam As-Shahih, hadits Qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ ، اَلْحَسَنَةُ ِبعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ ……إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
“Semua amal ibadah umat manusia dilipatgandakan pahalaanya. Satu kebaikan dibalas sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipatnya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya”.
Begitu pentingnya usaha keras untuk meningkatkan amal ibadah kita dan membersihkannya dari tujuan kepentingan peribadi, penyebab terhapusnya pahala amal ibadah seperti popularitas dan pamir atau riya dalam bahasa agamanya. Begitulah ditegaskan Rasulullah ﷺ agar kita memurnikan niat hanya untuk Allah, di dalam sabdanya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ( أَنَّ رَسُوْلَ الله ( قَالَ: قَالَ الله ُعَزَّ وَجَلَّ: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ. مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيْهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ (رواه مسلم )
Dari Abu Hurayrah ra bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: Allah berfirman: Akulah yang paling tidak memerlukan sekutu dari persekutuan. Barangsiapa mengerjakan suatu amal yang di dalamnya ada unsur menyekutukan Aku terhadap selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya. (HR. Muslim )
Untuk mengobati penyakit hati seperti senang mencari popularitas dan pamer ini, Rasulullah ﷺ memberi obat manjur yang amat berguna dengan izin Allah jika tekun dilakukan. Abu Musa Al Asyari ra berkata: Pernah pada suatu hari Rasulullah ﷺ berkhutbah kepada kami, di dalam khutbah itu antara lain bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ! اِتَّقُوْا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ. فَقَالَ مَنْ شَاءَ أَنْ يَقُوْلَ: وَكَيْفَ نَتَّقِيْهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيْبِ النَّمْلِ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: قُوْلُوْا :اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَ نَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ .
(رواه أحمد و الطبراني ورواته ثقات )
Saudara-saudara! Takutilah (jenis) kemusyrikan ini (riya-pamer). Sesungguhnya kemusyrikan ini lebih samar dari bunyi rayapan semut. Lalu seseorang bertanya: Mampukah kami menjauhi jenis kemusyrikan ini, sedang jenis kemusyrikan ini lebih samar dari pada rayapan semut wahai Rasulullah?! Beliau bersabda: Ucapkanlah kalimat-kalimat ini: Allaahumma innaa na'uudzu bi-Ka min an nusyrika bi-Ka syaian na'lamuhuu wa nastaghfiru-Ka limaa laa na'lamuhuu -Wahai Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu akan suatu yang kami ketahui. Dan kami mohon ampun kepada-Mu, akan sesuatu dosa yang tidak kami ketahui”. (HR. Ahmad dan Thabrani. Semua perawinya Tsiqat).
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى خَاتَمِ أَنْبِيَائِهِ وَرُسُلِهِ سَيِّدنَِا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ .
0 Response to "OBAT PENYAKIT HATI KULTUM MALAM KETIGA"
Post a Comment