TOHAROH TERJEMAH HAROKAT LENGKAP MATAN FATHUL QORIB

 TERJEMAH DAN HAROKAT LENGKAP MATAN FATHUL QORIB

TERJEMAH KITAB FATHUL QORIB

HAROKAT KITAB FATHUL QORIB

TERJEMAH DAN HAROKAT FATHUL QORIB BAB TOHAROH


كِتَابُ الطَّهَارَةِ

(Bab Bersuci)

أَنْوَاعُ اْلمِيَاهِ

(Macam-macam Air)

Air yang boleh (sah) digunakan untuk bersuci ada tujuh macam: [1] Air hujan, [2] air laut, [3] air sungai, [4] air sumur, [5] air sumber, [6] air es, dan [7] air embun.

اَلمِيَاهُ الَّتِي يَجُوْزُ بِهَا التَّطْهِيْرُ سَبْعُ مِيَاهٍ: مَاءُ السَّمَاءِ وَمَاءُ اْلبَحْرِ وَمَاءُ النَّهْرِ وَمَاءُ اْلبِئْرِ وَمَاءُ اْلعَيْنِ وَمَاءُ الثَّلْجِ وَمَاءُ اْلبَرَدِ

أَقْسَامُ اْلمِيَاهِ

(Pembagian Air)

Air dibagi menjadi empat bagian

ثُمَّ اْلمِيَاهُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامٍ

[1] Suci dan tidak makruh untuk bersuci, yaitu air mutlak

طَاهِرٍ غَيْرِ مَكْرُوْهٍ وَهُوَ اْلمَاءُ اْلمُطْلَقُ

[2] Suci dan menyucikan, tetapi makruh untuk bersuci, yaitu air yang dipanaskan dengan sinar matahari.

وَطَاهِرٍ مُطَهِّرٍ مَكْرُوْهٍ وَهُوَ اْلمَاءُ اْلمُشَمَّسُ

[3] Suci tetapi tidak menyucikan, yaitu air musta’mal dan air yang berubah warna bau dan rasanya karena bercampur dengan benda-benda yang suci.

وَطَاهِرٍ غَيْرِ مُطَهِّرٍ وَهُوَ اْلمَاءُ اْلمُسْتَعْمَلُ وَاْلمُتَغَيِّرُ بِمَا خَالَطَهُ مِنَ الطَّاهِرَاتِ

[4] Air najis, yaitu air kurang dari dua kulah yang kejatuhan (tercampur) najis, atau lebih dari dua kulah, tetapi berubah warna, rasa, dan baunya

وَمَاءٍ نَجَسٍ وَهُوَ الَّذِيْ حَلَّتْ فِيْهِ نَجَاسَةٌ وَهُوَ دُوْنَ اْلقُلَّتَيْنِ أَوْ كَانَ قُلَّتَيْنِ فَتَغَيَّرَ

Dua kulah menurut pendapat yang paling sahih adalah 500 kati ukuran Baghdad

وَاْلقُلَّتَانِ خَمْسُمِائَةِ رِطْلٍ بَغْدَادِيٍّ تَقْرِيْبًا فِيْ اْلأَصَحِّ

 

تَطْهِيْرُ جُلُوْدِ اْلمَيْتَةِ

(Menyucikan Kulit Bangkai Binatang)

فَصْلٌ: وَجُلُوْدُ اْلمَيْتَةِ تَطْهُرُ بِالدِّبَاغِ إِلاَّ جِلْدَ اْلكَلْبِ وَاْلخِنْزِيْرِ وَمَا تَوَلَّدَ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا

Pasal: Kulit binatang dapat berubah menjadi suci jika disamak, kecuali kulit anjing, kulit babi, dan kulit binatang yang lahir dari keduanya atau salah satunya.

وَعَظْمُ اْلمَيْتَةِ وَشَعْرُهَا نَجَسٌ إِلَّا اْلآدَمِيَّ

Tulang dan rambut bangkai hukumnya najis, kecuali tulang dan rambut manusia.

اِسْتِعْمَالُ اْلأَوَانِي

(Menggunakan Bejana/Perabotan)

فصل: وَلَا يَجُوْزُ اِسْتِعْمَالُ أَوَانِي الذَّهَبِ وَاْلفِضَّةِ، وَيَجُوْزُ اِسْتِعْمَالُ غَيْرِهِمَا مِنَ اْلأَوَانِي

Pasal: Tidak boleh hukumnya menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas dan perak, dan boleh menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari selain keduanya.

السِّوَاكُ

(Memakai Siwak)

Memakai siwak dianjurkan (disunahkan) disegala kondisi, kecuali setelah matahari tergelincir bagi orang yang berpuasa.

فصل: وَالسِّوَاكُ مُسْتَحَبٌّ فِيْ كُلِّ حَالٍ إِلاَّ بَعْدَ الزَّوَالِ لِلصَّائِمِ

Memakai siwak sangat dianjurkan dalam tiga kondisi: ketika mulut telah berubah (menjadi bau), ketika bangun tidur, dan ketika hendak mengerjakan salat

وَهُوَ فِيْ ثَلَاثَةِ مَوَاضِعَ أَشَدُّ اِسْتِحْبَابًا: عِنْدَ تَغَيُّرِ اْلفَمِ مِنْ أَزْمٍ وَغَيْرِهِ وَعِنْدَ اْلقِيَامِ مِنَ النَّوْمِ، وَعِنْدَ اْلقِيَامِ إِلَى الصَّلَاةِ

 

فُرُوْضُ اْلوُضُوْءِ

(Fardhu Wudhu)

فصل: وَفُرُوْضُ اْلوُضُوْءِ سِتَّةُ أَشْيَاءَ

Pasal: Fardhu wudhu ada enam.

اَلنِّيَّةُ عِنْدَ غَسْلِ اْلوَجْهِ

Pertama, berniat saat membasuh wajah.

وَغَسْلُ اْلوَجْهِ

Kedua, membasuh wajah.

وَغَسْلُ اْليَدَيْنِ إِلَى اْلمِرْفَقَيْنِ

Ketiga, membasuh kedua tangan sampai siku.

وَمَسْحُ بَعْضِ الرَّأْسِ

Keempat, mengusap sebagian rambut.

وَغَسْلُ الرِّجْلَيْنِ إِلَى اْلكَعْبَيْنِ

Kelima, membasuh dua kaki hingga mata kaki.

وَالتَّرْتِيْبُ عَلَى مَا ذَكَرْنَاهُ

Keenam, dan tertib (berurutan).

سُنَنُ اْلوُضُوْءِ

(Sunah-sunah Wudhu)

وَسُنَنُهُ عَشْرَةُ أَشْيَاءَ

Sunah wudhu ada enam.

اَلتَّسْمِيَةُ، وَغَسْلُ اْلكَفَّيْنِ قَبْلَ إِدْخَالِهِمَا اْلإِنَاءَ، وَاْلمَضْمَضَةُ ،وَاْلاِسْتِنْشَاقُ، وَمَسْحُ جَمِيْعِ الرَّأْسِ، وَمَسْحُ اْلأُذُنَيْنِ ظَاهِرِهِمَا وَبَاطِنِهِمَا بِمَاءٍ جَدِيْدٍ، وَتَخْلِيْلُ اللِّحْيَةِ اْلكَثَّةِ، وَتَخْلِيْلُ أَصَابِعِ اْليَدَيْنِ وَالرِّجْلَيْنِ، وَتَقْدِيْمُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى، وَالطَّهَارَةُ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَاْلمُوَالَاةُ

Pertama, membaca bismillah; kedua mencuci kedua telapak tangan sebelum memasukkannya ke dalam air; ketiga, berkumur; keempat, menghirup air melalui hidung; kelima, mengusap seluruh rambut; keenam, mengusap kedua telinga, baik bagian dalam maupun luar, dengan air baru; ketujuh, membasuh sela-sela jenggot yang lebat serta membasuh sela-sela jari-jari tangan dan kaki; kedelapan, mendahulukan anggota badan sebelah kanan ketimbang yang kiri; kesembilan, bersuci masing-masing sebanyak tiga kali; kesepuluh, berkesinambungan (tidak terputus-putus).

اْلاِسْتِنْجَاءُ

(Istinjak)

فصل: وَاْلاِسْتِنْجَاءُ وَاجِبٌ مِنَ اْلبَوْلِ وَاْلغَائِطِ

Pasal: Istinjak hukumnya wajib setelah kencing dan buang air besar.

وَاْلأَفْضَلُ أَنْ يَسْتَنْجِيَ بِاْلأَحْجَارِ ثُمَّ يُتْبِعُهَا بِاْلمَاءِ

Akan lebih utama jika seseorang istinjak dengan batu-batu lalu diikuti dengan air.

وَيَجُوْزُ أَنْ يَقْتَصِرَ عَلَى اْلمَاءِ أَوْ عَلَى ثَلَاثَةِ أَحْجَارٍ يَنْقَى بِهِنَّ اْلمَحَلُّ

Boleh hukumnya istinjak dengan air saja atau dengan tiga batu yang sekiranya dapat membersihkan tempat keluarnya kotoran.

فَإِذَا أَرَادَ اْلاِقْتِصَارَ عَلَى أَحَدِهِمَا فَاْلمَاءُ أَفْضَلُ

Jika seseorang ingin istinjak dengan salah satunya, maka istinjak dengan air lebih baik.

وَيَجْتَنِبُ اْستِقْبَالَ اْلقِبْلَةِ وَاسْتِدْبَارَهَا فِي الصَّحْرَاءِ

Seseorang hendaknya menghindari menghadap kiblat dan membelakanginya (jika dia buang air) di gurun.

وَيَجْتَنِبُ اْلبَوْلَ وَاْلغَائِطَ فِيْ اْلمَاءِ الرَّاكِدِ، وَتَحْتَ الشَّجَرَةِ اْلمُثْمِرَةِ، وَفِي الطَّرِيْقِ، وَالظِّلِّ، وَالثُّقْبِ

Seseorang hendaknya menghindari buang air kecil dan buang air besar di air yang tenang (tidak mengalir), di bawah pohon yang sedang berbuah, di jalan, di bawah pohon yang rindang, dan di dalam lubang.

وَلَا يَتَكَلَّمُ عَلَى اْلبَوْلِ وَاْلغَائِطِ

Dia hendaknya tidak berbicara saat buang air kecil dan buang air besar.

وَلَا يَسْتَقْبِلُ الشَّمْسَ وَاْلقَمَرَ وَلَا يَسْتَدْبِرُهُمَا

Dia hendaknya tidak menghadap matahari dan bulan atau membelakangi keduanya.

نَوَاقِضُ اْلوُضُوْءِ

(Hal-hal yang Membatalkan Wudhu)

فَصْلٌ: وَالَّذِيْ يَنْقُضُ اْلوُضُوْءَ سِتَّةُ أَشْيَاءَ

Pasal: Perkara-perkara yang membatalkan wudhu ada enam

مَا خَرَجَ مِنَ السَّبِيْلَيْنِ، وَالنَّوْمُ عَلَى غَيْرِ هَيْئَةِ اْلمُتَمَكِّنِ، وَزَوَالُ اْلعَقْلِ بِسَكْرٍ أَوْ مَرَضٍ، وَلَمْسُ الرَّجُلُ اْلمَرْأَةَ اْلأَجْنَبِيَّةَ مِنْ غَيْرِ حَائِلٍ، وَمَسُّ فَرْجِ اْلآدَمِيِّ بِبَاطِنِ اْلكَفِّ، وَمَسُّ حِلْقَةِ دُبُرِهِ عَلَى اْلجَدِيْدِ

Segala sesuatu yang keluar dari lubang kemaluan dan dubur, tidur dalam posisi tidak mutamakkin (menetap), hilang akal, baik karena mabuk maupun sakit (gila), lelaki menyentuh wanita bukan muhrim tanpa penghalang, menyentuh kemaluan manusia dengan telapak tangan, dan menyentuh lubang dubur menurut qaul jadid.

 

مُوْجِبَاتُ اْلغُسْلِ

(Hal-hal yang Mewajibkan Mandi)

فَصْلٌ: وَالَّذِيْ يُوْجِبُ اْلغُسْلَ سِتَّةُ أَشْيَاءَ

Perkara yang mewajibkan mandi ada enam

ثَلَاثَةٌ تَشْتَرِكُ فِيْهَا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ، وَهِيَ: اْلتِقَاءُ اْلخِتَانَيْنِ، وَإِنْزَالُ اْلمَنِيِّ، وَاْلمَوْتُ

Tiga diantaranya untuk laki-laki dan  perempuan, yaitu: [1] bertemunya dua khitan, [2] keluar mani, dan [3] mati.

وَثَلَاثَةٌ تَخْتَصُّ بِهَا النِّسَاءُ، وَهِيَ: اْلحَيْضُ، وَالنِّفَاسُ، وَاْلوِلَادَةُ

Sedangkan tiga lainnya hanya untuk perempuan, yaitu: [1] haid, [2] nifas, dan [3] melahirkan.

 

فَرَائِضُ اْلغُسْلِ

(Fardhu-fardhu Mandi)

فَصْلٌ: وَفَرَائِضُ اْلغُسْلِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ

Pasal: Fardhu mandi ada tiga.

اَلنِّيَّةُ، وَإِزَالَةُ النَّجَاسَةِ إِنْ كَانَتْ عَلَى بَدَنِهِ، وَإِيْصَالُ اْلمـَاءِ إِلَى جَمِيْعِ الشَّعْرِ وَاْلبَشَرَةِ

Pertama niat, kedua menghilangkan najis yang menempel di badan, dan ketiga menyiramkan air ke seluruh permukaan rambut dan kulit.

 

سُنَنُ اْلغُسْلِ

esunahan-kesunahan MandiK

وَسُنَنُهُ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ

Sunah mandi ada lima:

اَلتَّسْمِيَةُ، وَاْلوُضُوْءُ قَبْلَهُ، وَإِمْرَارُ اْليَدِ عَلَى اْلجَسَدِ، وَاْلمُوَالَاةُ، وَتَقْدِيْمُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى

Pertama membaca bismillah, berwudhu sebelum mandi, menggosok badan dengan tangan, berkesinambungan (tidak terputus), dan mendahulukan anggota badan sebelah kanan ketimbang anggota badan sebelah kiri.

 

اْلاِغْتِسَالَاتُ اْلمَسْنُوْنَةُ

(Macam-macam Mandi yang Disunahkan)

فَصْلٌ: وَاْلاِغْتِسَالَاتُ اْلمَسْنُوْنَةُ سَبْعَةَ عَشَرَ غُسْلًا

Mandi yang disunahkan ada 17 macam

غَسْلُ اْلجُمُعَةِ، وَاْلعِيْدَيْنِ، وَاْلاِسْتِسْقَاَءُ، وَاْلخُسُوْفُ، وَاْلكُسُوْفُ، وَاْلغُسْلُ مِنْ غُسْلِ اْلمَيِّتِ، وَاْلكَافِرُ إِذَا أَسْلَمَ، وَاْلمَجْنُوْنُ وَاْلمُغْمَى عَلَيْهِ إِذَا أَفَاقَا، وَاْلغُسْلُ عِنْدَ اْلإِحْرَامِ، وَلِدُخُوْلِ مَكَّةَ، وَلِلْوُقُوْفِ بِعَرَفَةَ، وَلِلْمَبِيْتِ بِمُزْدَلِفَةَ، وَلِرَمْيِ اْلجِمَارِ الثَّلَاثِ، وَلِلطَّوَافِ، وَلِلسَّعْيِ، وَلِدُخُوْلِ مَدِيْنَةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

[1] Mandi sebelum salah Jumat, [2] sebelum melaksanakan salah Idul Fitri dan [3] Idul Adha, [4] sebelum salat istisqa’, [5] sebelum salat gerhana matahari, [6] sebelum mengerjakan salat gerhana bulan, [7] setelah memandikan mayit, [8] mandi bagi orang kafir yang baru masuk Islam, [9] mandi bagi orang gila atau tidak sadarkan diri setelah sadar, [10] ketika hendak berihram, [11] ketika hendak masuk kota Makah, [12] sebelum wuquf di Arafah, [13] ketika hendak mabit di Muzdalifah, [14] sebelum melempar tiga jumrah, [15] sebelum tawaf, [16] sebelum sa’i, dan [17] ketika hendak memasuki kota Madinah


اْلمَسْحُ عَلَى اْلخُفَّيْنِ

(Mengusap Khuff)

فَصْلٌ: وَاْلمَسْحُ عَلَى اْلخُفَّيْنِ جَائِزٌ بِثَلَاثَةِ شَرَائِط

Mengusap Khuff hukumnya boleh, dengan tiga syarat

أَنْ يَبْتَدِئَ لَبْسُهُمَا بَعْدَ كَمَالِ الطَّهَارَةِ، وَأَنْ يَكُوْنَا سَاتِرَيْنِ لِمَحَلِّ غَسْلِ اْلفَرْضِ مِنَ اْلقَدَمَيْنِ، وَأَنْ يَكُوْنَا مِمَّا يُمْكِنُ تَتَابُعُ اْلمَشْيِ عَلَيْهِمَا

Pertama: Seseorang mulai memakai khuff setelah dia bersuci dengan sempurna.

Kedua: Kedua khuff menutupi bagian kaki yang harus dibasuh saat berwudhu.

Ketiga: Kedua khuff kuat jika digunakan berjalan terus-menerus.

:

 

مُدَّةُ اْلمَسْحِ

(Lama/Masa Mengusap Khuff)

Orang yang mukim (tidak dalam perjalanan) boleh mengusap khuff selama satu hari satu malam, sedangkaan orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) boleh mengusap khuff selama tiga hari tiga malam

وَيَمْسَحُ اْلمُقِيْمُ يَوْمًا وَلَيْلَةً، وَاْلمُسَافِرُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ بِلَيَالِيْهِنَّ

Jangka waktu mengusap dihitung sejak orang yang bersangkutan berhadas setelah dia memakai khuff

وَابْتِدَاءُ اْلمُدَّةِ مِنْ حِيْن يُحْدِثُ بَعْدَ لَبْسِ اْلخُفَّيْنِ

Jika dia mengusap khuff saat dia mukim, kemudian dia melakukan perjalanan (menjadi musafir), atau sebaliknya (dia mengusap khuff saat dia masih dalam perjalanan, kemudian dia mukim di rumah), maka dia menyempurnakan mengusap khuff dengan hitungan orang yang sedang mukim

فَإِنْ مَسَحَ فِي اْلحَضرِ ثُمَّ سَافَرَ أَوْ مَسَحَ فِي السَّفَرِ ثُمَّ أَقَامَ أَتَمَّ مَسْحَ مُقِيْمٍ

 

 

مُبْطِلَاتُ اْلمَسْحِ

(Hal-hal yang Membatalkan Mengusap Khuff)

وَيَبْطُلُ اْلمَسْحُ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ: بِخَلْعِهِمَا، وَانْقِضَاءِ اْلمُدَّةِ، وَمَا يُوْجِبُ اْلغُسْلِ

Mengusap khuff menjadi batal karena tiga hal: Pertama, jika dia melepas khuff. Kedua, jangka waktu mengusap telah habis. Ketiga, karena terjadi hal-hal yang mewajibkan mandi

التَّيَمُّمُ

(Tayamum)

فَصْلٌ: وَشَرَائِطُ التَّيَمُمِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ

Syarat tayamum ada lima

وُجُوْدُ اْلعُذْرِ بِسَفَرٍ أَوْ مَرَضٍ، وَدُخُوْلُ وَقْتِ الصَّلَاةِ، وَطَلَبُ اْلمَاءِ وَتَعَذُّرُ اسْتِعْمَالِهِ، وَإِعْوَازُهُ بَعْدَ الطَّلَبِ، وَالتُّرَابُ الطَّاهِرُ الَّذِيْ لَهُ غُبَارٌ فَإِنْ خَالَطَهُ جِصٌّ أَوْ رَمْلٌ لَمْ يُجْزِ

Pertama: Adanya udzur, baik karena safar (bepergian) maupun sakit. Kedua: Masuknya waktu salat. Ketiga:Tidak ada air atau tidak dapat menggunakan air. Keempat: Tidak menemukan air setelah mencarinya. Kelima: Ada tanah yang suci yang berdebu. Jika tanah tersebut tercampur dengan kapur atau pasir maka tidak boleh digunakan tayamum.

فَرَائِضُ التَّيَمُّمِ

(Fardhu-fardhu Tayamum)

وَفَرَائِضُهُ أَرْبَعَة أَشْيَاءَ: اَلنِّيَّةُ، وَمَسْحُ اْلوَجْهِ، وَاْليَدَيْنِ مَعَ اْلمِرْفَقَيْنِ، وَالتَّرْتِيْبُ.

Fardhu tayamum ada empat: Niat, mengusap wajah, mengusap kedua tangan sampai kedua siku, dan tartib.

سُنَنُ التَّيَمُّمِ

(Kesunahan-kesunahan Tayamum)

وَسُنَنُهُ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: اَلتَّسْمِيَةُ، وَتَقْدِيْمُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى، وَاْلمُوَالَاةُ.

Sunah tayamum ada tiga: Membaca bismillah, mendahulukan anggota badan sebelah kanan ketimbang anggota badan sebelah kiri, dan berkesinambungan (tidak terputus).

مُبْطِلَاتُ التَّيَمُمِ

(Hal-hal yang Membatalkan Tayamum)

وَالَّذِيْ يُبْطِلُ التَّيَمُمَ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: مَا أَبْطَلَ اْلوُضُوْءَ، وَرُؤْيَةُ اْلمَاءِ فِيْ غَيْرِ وَقْتِ الصَّلَاةِ، وَالرِّدَّةُ.

Hal-hal yang membatalkan tayamum ada tiga: Pertama, hal-hal yang membatalkan wudhu. Kedua, melihat air di luar waktu salat. Ketiga, murtad.

اْلمَسْحُ عَلَى اْلجَبِيْرَةِ

(Mengusap Perban / Pembalut Luka)

وَصَاحِبُ اْلجَبَائِرِ يَمْسَحُ عَلَيْهَا وَلَا إِعَادَةَ عَلَيْهِ إِنْ كَانَ وَضَعَهَا عَلَى طُهْرٍ.

Orang yang memakai Jabirah (perban/pembalut luka) boleh mengusapnya dan tidak boleh mengulanginya jika dia memakai jabirah saat suci.

وَيَتَيَمَّمُ لِكُلِّ فَرِيْضَةٍ، وَيُصَلِّي بِتَيَمُّمٍ وَاحِدٍ مَا شَاءَ مِنَ النَّوَافِلَ.

Dia harus bertayamum setiap kali hendak mengerjakan salat fardhu, dan boleh mengerjakan salat sunah sebanyak-banyaknya dengan satu kali tayamum.

أَنْوَاعُ النَّجَاسَاتِ

Macam-macam Najis

فَصْلٌ: وَكُلُّ مَائِعٍ خَرَجَ مِنَ السَّبِيْلَيْنِ نَجَسٌ إِلَّا اْلمَنِيّ.

Semua cairan yang keluar dari dua lubang (kemaluan dan dubur) adalah najis, kecuali mani.

وَغَسْلُ جَمِيْعِ اْلأَبْوَالِ وَاْلأَرْوَاثِ وَاجِبٌ إِلاَّ بَوْلَ الصَّبِيِّ الَّذِيْ لَمْ يَأْكُلُ الطَّعَامَ فَإِنَّهُ يَطْهُرُ بِرشِّ اْلمَاءِ عَلَيْهِ.

Membasuh semua jenis air kencing dan tinja hukumnya wajib, kecuali air kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan. Air kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan menjadi suci hanya dengan menyiramkan air pada kencing tersebut.

وَلَا يُعْفَى عَنْ شَيْءٍ مِنَ النَّجَاسَاتِ إِلَّا اْليَسِيْر مِنَ الدَّمِ وَاْلقَيْحِ.

Semua jenis najis, meskipun sedikit, tidak ditolerir, kecuali sedikit darah dan nanah.

وَمَا لَا نَفْسَ لَهُ سَائِلَةً إِذَا وَقَعَ فِي اْلإِنَاءِ وَمَاتَ فِيْهِ فَإِنَّهُ لَا يُنَجِّسُهُ.

Semua binatang yang darahnya tidak mengalir, jika jatuh ke dalam wadah dan mati di dalamnya, maka binatang tersebut tidak membuatnya menjadi najis.

وَاْلحَيَوَانُ كُلُّهُ طَاهِرٌ إِلاَّ اْلكَلْبُ وَاْلخِنْزِيْرُ وَمَا تَوَلَّدَ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا.

Semua binatang suci kecuali anjing dan babi serta anak keduanya atau salah satunya.

وَاْلمَيْتَةُ كُلُّهَا نَجَسَةٌ إِلاَ السَّمَكُ وَاْلجَرَادُ وَاْلآدَمِيُّ.

Semua jenis bangkai hukumnya najis, kecuali ikan, belalang, dan bangkai manusia.

وَيُغْسَلُ اْلإِنَاءُ مِنْ وُلُوْغِ اْلكَلْبِ وَاْلخِنْزِيْرِ سَبْعَ مَرَّاتٍ إِحْدَاهُنَّ بِالتُّرَابِ

Wadah yang dijilat anjing dan babi harus dicuci tujuh kali, salah satunya menggunakan debu.

وَيُغْسَلُ مِنْ سَائِرِ النَّجَاسَاتِ مَرَّةً تَأْتِي عَلَيْهِ وَالثَّلَاثَةُ أَفْضَلُ

Adapun untuk najis yang lain, cukup dicuci satu kali, tetapi lebih utama lagi jika dicuci tiga kali.

وَإِذَا تَخَلَّلَتِ اْلخَمْرَةُ بِنَفْسِهَا طَهُرَتْ وَإِنْ خُلِّلَتْ بِطَرْحِ شَيْءٍ فِيْهَا لَمْ تَطْهُرْ

Jika arak telah berubah menjadi cuka dengan sendirinya, maka ia menjadi suci. Namun jika arak dibuat cuka dengan cara menambahkan zat-zat tertentu, maka ia tidak menjadi suci


اْلحَيْضُ وَالنِّفَاسُ وَاْلإِسْتِحَاضَةُ

Haid, Nifas, dan Istihadhah

فَصْلٌ: وَيَخْرُجُ مِنَ اْلفَرْجِ ثَلَاثَةُ دِمَاءٍ: دَمِ اْلحَيْضِ وَالنِّفَاسِ وَاْلإِسْتِحَاضَةِ

Pasal: Darah yang keluar dari farji ada tiga jenis: Darah haid, darah nifas, dan darah istihadhah.

فَاْلحَيْضُ هُوَ الدَّمُ اْلخَارِجُ مِنْ فَرْجِ اْلمَرْأَةِ عَلَى سَبِيْلِ الصِّحَّةِ مِنْ غَيْرِ سَبَبِ اْلوِلَادَةِ، وَلَوْنُهُ أَسْوَدُ مُحْتَدِمٌ لَذَّاعٌ.

Darah haid adalah darah yang keluar dari farji perempuan yang sehat dan tidak karena melahirkan. Darah haid warnanya hitam pekat dan menyengat (panas).

وَالنِّفَاسُ هُوَ الدَّمُ اْلخَارِجُ عَقِبَ اْلوِلَادَةِ.

Darah nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan.

وَاْلإِسْتِحَاضَةُ هُوَ الدَّمُ اْلخَارِجُ فِي غَيْرِ أَيَّامِ اْلحَيْضِ وَالنِّفَاسِ.

Sedangkan istihadhah adalah darah yang keluar di luar masa haid dan nifas.

وَأَقَلُّ اْلحَيْضِ يَوْمٌ وَلَيْلَةٌ وَأَكْثَرُهُ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا وَغَالِبُهُ سِتٌّ أَوْ سَبْعٌ

Lama haid minimal sehari semalam, maksimal 15 hari, dan normalnya enam atau tujuh hari.

وَأَقَلُّ النِّفَاسِ لَحْظَةٌ وَأَكْثَرُهُ سِتُّوْنَ يَوْمًا وَغَالِبُهُ أَرْبَعُوْنَ يَوْمًا.

Darah nifas minimal keluar satu kali, maksimal 60 hari, sedangkan biasanya 40 hari.

وَأَقَلُّ الطُّهْرِ بَيْنَ اْلحَيْضَتَيْنِ خَمْسَةَ عَشَرَ يَوْمًا وَلَا حَدَّ لِأَكْثَرِهِ.

Masa suci wanita dari haid satu ke haid yang lain minimal 15 hari, dan tidak ada batas maksimalnya.

وَأَقَلُّ زَمَنٍ تَحِيْضُ فِيْهِ اْلمَرْأَةُ تِسْعُ سِنِيْنَ.

Usia minimal wanita haid adalah 9 tahun.

وَأَقَلُّ اْلحَمْلِ سِتَّةُ أَشْهُرٍ، وَأَكْثَرُهُ أَرْبَعُ سِنِيْنَ، وَغَالِبُهُ تِسْعَةُ أَشْهُرٍ.

Lama waktu hamil bagi wanita minimal adalah 6 bulan, maksimal 4 tahun, dan normalnya 9 bulan.

مَا يَحْرُمُ بِاْلحَيْضِ وَالنِّفَاسِ

Hal-hal yang Diharamkan Karena Haid dan Nifas

ويَحْرُمُ بِاْلحَيْضِ وَالنِّفَاسِ ثَمَانِيَةُ أَشْيَاءَ

Wanita yang sedang haid dan nifas diharamkan melakukan 8 hal:

اَلصَّلَاةُ، وَالصَّوْمُ، وَقِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ، وَمَسُّ اْلمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ، وَدُخُوْلُ اْلمَسْجِدِ، وَالطَّوَافُ، وَاْلوَطْءُ، وَاْلاِسْتِمْتَاعُ بِمَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ.

Salat, puasa, membaca Al-Quran, menyentuh dan membawa mushaf, masuk masjid, tawaf, melakukan jimak, serta mencari kenikmatan dari area yang terletak diantara pusar dan lutut.

مَا يَحْرُمُ عَلَى اْلجُنُبِ

Hal-hal yang Diharamkan Bagi Orang yang sedang Junub

وَيَحْرُمُ عَلَى اْلجُنُبِ خَمْسَةُ أَشْيَاءَ: اَلصَّلَاةُ، وَقِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ، وَمَسُّ اْلمُصْحَفِ وَحَمْلُهُ، وَالطَّوَافُ، وَاللُّبْثُ فِي اْلمَسْجِدِ.

Orang yang sedang junub diharamkan melakukan lima hal: Mengerjakan salat, membaca Al-Quran, menyentuh dan membawa mushaf, tawaf, dan berdiam di masjid.

مَا يَحْرُمُ عَلَى اْلمُحْدِثِ

Hal-hal yang Diharamkan Bagi Orang yang Berhadas

وَيَحْرُمُ عَلَى اْلمُحْدِثِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: اَلصَّلَاةُ، وَالطَّوَافُ، وَمَسُّ اْلمـُصْحَفِ وَحَمْلُهُ.

Orang yang berhadas diharamkan melakukan tiga hal: Salat, tawaf, serta menyentuh dan membawa mushaf.

 

SEMOGA BERMANFAAT, TERJEMAH MATAN DAN HAROKAT KITAB FATHUL QORIB

0 Response to "TOHAROH TERJEMAH HAROKAT LENGKAP MATAN FATHUL QORIB"

Post a Comment